Penutupan Analisis Laporan Keuangan Tingkat Dasar Angkatan I

Pusdiklat Keuangan Umum

Senin, 25 Maret 2019 09:16 WIB

<p>Setelah berlangsung selama lima hari, yaitu dimulai pada 18 Maret 2019, Pelatihan Analisis Laporan Keuangan Tingkat Dasar Angkatan I ditutup pada 22 Maret 2019 bertempat di Aula Pusdiklat Keuangan Umum. Pandu Patriadi selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat Pusdiklat Keuangan Umum menyampaikan ceramah bertema “Ekonomi Digital : Sektor Ekonomi dan Keuangan Unggulan dan Potensi Perpajakan”.</p> <p><img style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left;" alt="ALK Tk. Dasar Ak.I" src="https://klcstatic.kemenkeu.go.id/portal-bppk-uploads/old/images/file/pusku/2019/ALK_Tk._Dasar_Ak.I.jpg" height="450" width="750" /></p> <p>Melalui slide yang dipaparkan dalam ceramah tersebut disampaikannya tentang Ekonomi Digital vs Generasi Milenial, Sektor Ekonomi dan Keuangan Unggulan Indonesia, Sektor Pariwisata Indonesia vs Online Travel Agencies (OTA), Digital Taxation pada OTA, dan Big Data Analytic.</p> <p>Teknologi digital memberikan peluang untuk pengembangan sistem keuangan sekaligus membawa tantangan baru, antara lain memperluas akses terhadap layanan keuangan, bisnis proses yang lebih efisien, peningkatan keamanan teknologi, dan pilihan layanan yang lebih bervarisi.</p> <p>Porsi struktur demografis Indonesia kondusif terhadap penetrasi digitalisasi dan adaptasi teknologi baru. Di sisi lain digitalisasi berpotensi dapat menjembatani kebutuhan akses keuangan secara lebih efisien bagi kalangan unbanked people. Masuknya generasi Y dan Z (generasi milenial) ke dalam angkatan kerja (labor force) akan memperbesar laju penetrasi digital di jasa keuangan. Namun, masih besarnya populasi unbanked (64% dari total penduduk dewasa) mencerminkan besarnya kebutuhan atas akses keuangan yang memadai, sekaligus memberikan room for growth yang prospektif.</p> <p>Arus digitalisasi pada ranah perdagangan (e-commerce) diprediksi tumbuh pesat 108% dalam kurun waktu 2017 s.d. 2021 dan telah menjadi insentif bagi investor asing untuk menanamkan modalnya. Nilai penjualan e-commerce di 2017 ditaksir mencapai $6,96 Milyar (+23% dibanding 2016). Penjualan e-commerce di Indonesia diperkirakan berlipat hingga 108% antara 2017 s.d. 2021, dengan nilai penjulan diperkirakan mencapai $14.47 milyar dan jumlah digital buyers mencapai 42.1 juta di 2021. Besarnya ‘room for growth’ pasar e-commerce Indonesia mendorong PMA dalam jumlah besar, khususnya dari Tiongkok.</p>