home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Pentingnya 3C untuk Atasi Transnational Organized Crime (TOC)
Sekretariat Badan
Selasa, 13 Agustus 2019 07:31 WIB
[Jakarta] Selasa, 13 Agustus 2019. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Rionald Silaban membuka secara resmi Workshop on Coordinated Border Management Against Transnational Organized Crime yang bertempat di Pusdiklat Bea dan Cukai. Dalam kesempatan tersebut, Rionald menyampaikan pentingnya communicate, coordinate, collaborate (disingkat 3C) bagi aparat kepabeanan di Asia Tenggara dan Pasifik. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi ancaman kejahatan lintas negara yang terstruktur atau yang lebih dikenal dengan istilah Transnational Organized Crime (TOC).
MC membuka jalannya lokakarya
Dalam beberapa dekade terakhir, ancaman TOC terus muncul dan semakin berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan. Mulai dari menjamurnya peredaran zat-zat subtropika dan obat terlarang lainnya hingga merambah masuk dalam kejahatan dunia maya. Apabila TOC ini tidak dapat dikendalikan, maka dapat mengancam kehidupan masyarakat yang meliputi kerusakan lingkungan, ketidaksetaraan hukum, hingga keselamatan umat manusia. Bahkan hal ini dapat berpengaruh besar pada pemerintah dalam menghadapi tantangan agenda 'Tujuan Pembangunan Berkelanjutan' di tahun 2030.
Sambutan Kepala BPPK dalam pembukaan lokakarya
Laporan terbaru dari Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office of Drugs and Crime) Asia Tenggara dan Pasifik menggambarkan bahwa situasi di wilayah tersebut semakin memburuk. Maraknya perdagangan obat-obatan terlarang dan barang-barang ilegal lainnya yang melintasi antar negara akhir-akhir ini didukung oleh inovasi proses model bisnis kelompok kriminal yang terorganisasi dengan baik. Dalam waktu bersamaan, bisnis kasino sedang tumbuh subur di kawasan Asia-Pasifik. Hal tersebut dimanfaatkan oleh kelompok kriminal ini untuk "mencuci" sebagian besar hasil keuntungan bisnis gelap mereka.
Kepala BPPK mengungkapkan TOC yang mengancam kehidupan manusia
Untuk menangani ancaman TOC yang ditimbulkan oleh kelompok kriminal tersebut, Rionald menegaskan 3C sebagai kunci dalam menghadapi permasalahan ini. "Pekerjaan ini sangat berat sehingga kita tidak bisa melakukannya jika masih terkotak-kotak antara satu dengan yang lainnya," ujar Rionald. Oleh karena itu, Rionald berharap agar setiap peserta lokakarya dapat meningkatkan 3C dalam level operasional untuk mengatasi TOC ini. Rionald menambahkan bahwa BPPK melalui Pusdiklat Bea dan Cukai terus berkomitmen secara aktif dalam peningkatan kompetensi SDM terutama pada aparatur kepabeanan dan cukai. "Tidak hanya bea cukai untuk Indonesia, tetapi juga untuk regional Asia Tenggara-Pasifik," jelasnya.
Kepala BPPK berfoto bersama dengan para pejabat dan peserta lokakarya
Lokakarya ini diselenggarakan selama tiga hari ke depan, mulai dari Selasa (13/8) hingga Kamis (15/8). Peserta yang hadir merupakan aparat bea cukai dari berbagai negara di kawasan Asia-Pasifik. Adapun narasumber yang akan berbagi pengetahuan dalam lokakarya ini adalah James McColm, Program Manager World Customs Organization (WCO). (LH)
James McColm, Program Manager WCO
Tarian Puspa Mekar yang diperagakan oleh Sabdanusa PKN STAN saat pembukaan lokakarya
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik