home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Memahami Modern E-Learning
Sekretariat Badan
Kamis, 5 September 2019 09:20 WIB
Oleh: Victorianus Mario Isdianto Bimo Adi
Menghadapi era revolusi industri 4.0, seluruh industri dan instansi pemerintah di tanah air mulai beradaptasi dan berbenah untuk melakukan transformasi digital, tidak terkecuali halnya dengan BPPK. Melalui Leaders Offset Meeting Kemenkeu yang diadakan tahun 2018 lalu, BPPK mendapat tugas untuk menjalankan inisiatif strategis Modern E-Learning. Ini merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi BPPK untuk melakukan inovasi dan membuat terobosan baru di dunia pembelajaran digital.
Seperti kita ketahui, BPPK telah mengawali implementasi e-learning sejak tahun 2009, yaitu pelatihan e-learning Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan. Sejak itu, BPPK terus mengembangkan ragam pembelajaran e-learning seperti portal knowledge management system berupa Kemenkeu Learning Center (KLC), smart classroom, dan blended learning. Lantas, seperti apa Modern E-learning yang dimaksud dalam inisiatif strategis?
Modern E-learning
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2019 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) Kemenkeu, tujuan dari Modern E-Learning ini adalah menghasilkan SDM Kemenkeu yang kompetitif melalui proses pembelajaran yang efisien, relevan, aplikatif, berdampak nyata, dan mudah diakses. Hal ini sejalan dengan karakteristik pembelajaran dalam blueprint Kemenkeu Corpu.
Kemudian terobosan yang diharapkan adalah proporsi pelaksanaan e-learning melalui KLC mencapai 70% dari total pelatihan BPPK tahun 2021, Analisis Kebutuhan Pembelajaran (AKP) terintegrasi HRIS, terselenggaranya virtual meeting dan knowledge sharing, dilaksanakan sejalan dengan program strategis Unit Eselon I, dan perluasan e-learning bagi seluruh Unit Eselon I.
Dari sini kita dapat melihat bahwa pelaksanaan Modern E-Learning yang dimaksud dalam inisiatif strategis adalah upaya digitalisasi proses pembelajaran di seluruh Kementerian Keuangan yang terintegrasi dengan sistem kepegawaian dan sejalan dengan tujuan organisasi. Modern E-Learning di sini juga tidak tertutup pada pembelajaran melalui media KLC, tetapi juga virtual meeting dan knowledge sharing di seluruh Unit Eselon I.
Singkatnya, Modern E-Learning menurut IS RBTK diwujudkan dengan minimalisasi kelas tatap muka, terintegrasi, ada virtual meeting, dan ada knowledge sharing. Tetapi, apakah e-learning yang modern cukup sampai di situ saja? Apakah konsep modern yang dimaksud di sini sama dengan e-learning-e-learning lainnya? Mari kita lihat.
Perkembangan E-learning di Dunia
Sebuah perusahaan bernama Elucidat mengembangkan konten berjudul A Support Net, sebuah e-learning naratif yang disajikan dalam bentuk film pendek. Dalam e-learning ini, peserta memilih satu dari empat karakter yang tersedia, masing-masing dengan latar belakang cerita yang berbeda. Peserta mempelajari masalah yang sedang dihadapi si karakter, kemudian memilih tindakan apa yang dilakukan untuk membantu karakter tersebut menyelesaikan masalah.
A Support Net, Contoh E-Learning Berbasis Naratif (sumber: elucidat.com)
Setiap keputusan yang dipilih menghasilkan ending yang berbeda. Di bagian akhir, peserta memperoleh skor dan analisis atas keputusan yang telah diambil. Dengan menggunakan pendekatan personal seperti e-learning tersebut, peserta dengan mudah dapat mendalami kasus yang disajikan dan melihat sendiri konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Contoh tadi merupakan salah satu inovasi dalam pengembangan e-learning dari sekian banyak model e-learning yang berkembang di dunia. Para pengembang e-learning saat ini berlomba-lomba membuat konten yang kreatif dan out of the box supaya dapat menarik minat peserta dan membuat e-learning jadi tidak membosankan. Para pengembang tersebut berupaya untuk membuat konten sesuai dengan tren yang berkembang di masyarakat.
Tren e-learning sendiri berkembang dari tahun ke tahun. Dulu kita menganggap e-learning adalah modul digital yang dikemas dalam bentuk CD atau DVD. Sekarang kita mungkin menganggap e-learning itu adalah mengikuti online course di KLC. Sementara generasi milenial mungkin menganggap e-learning adalah menonton tutorial di Youtube. Apa yang dianggap modern 5 tahun lalu, bisa jadi sudah dianggap membosankan saat ini.
Sementara di Tahun 2019 tren e-learning yang sedang populer menurut Suresh DN, CEO Tesseract Learning, ada delapan, yaitu: 1) Adaptive Learning, e-learning yang berbasis algoritma berdasarkan jawaban dari peserta, 2) Microlearning, e-learning singkat yang dapat dengan mudah diakses dari berbagai jenis media, 3) Artificial Intelligence dan Learner Assistance, e-learning yang menggunakan pengajar virtual, bot, atau bahkan robot dengan kecerdasan buatan, dan 4) Gamifikasi dan Game-Based Learning, yaitu implementasi sistem permainan, seperti leaderboards, sistem poin, dan sistem badge
Selanjutnya yaitu 5) AR/VR/MR atau augmented reality, virtual reality, dan mixed reality yang merupakan gabungan AR dan VR, 6) Video-Based Learning, yaitu e-learning berbasis video, 7) Social Learning, yaitu e-learning yang mengandalkan interaksi, seperti forum dan group chat, dan terakhir 8) Content Curation, yaitu proses seleksi berbagai macam konten yang tersedia di luar, yang dikompilasi untuk tujuan pembelajaran tertentu. Tren ini akan terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan menghasilkan model-model pembelajaran baru.
Adaptasi E-Learning di BPPK
BPPK dapat mengadaptasi kedelapan model e-learning tadi untuk mengembangkan konten-konten yang lebih menarik dan kekinian. Kembali ke KMK IS RBTK Kemenkeu, konsep modern e-learning yang efisien, relevan, aplikatif, berdampak nyata, dan mudah diakses sudah sejalan dengan konsep e-learning di masyarakat yang terus berkembang. Unsur menarik mungkin dapat ditambahkan dalam konsep ini, karena penting bagi sebuah e-learning untuk memiliki engagement yang tinggi agar peserta tertarik untuk mengikutinya sampai selesai.
Selain itu, meskipun dalam terobosan IS RBTK Kemenkeu hanya disebutkan KLC, virtual meeting dan knowledge sharing, bukan berarti media pembelajaran 3 tahun ke depan terbatas pada ketiga media tersebut. Sesuai dengan karakteristik Modern E-learning BPPK efisien dan mudah diakses, sembari mengembangkan platform KLC, BPPK tetap bisa memanfaatkan media sosial yang sudah ada seperti Youtube, Whatsapp, dan Instagram.
Untuk saat ini, BPPK telah sampai pada pengembangan KLC 2.0 yang memiliki tampilan lebih user friendly dan sistem yang lebih stabil. Direncanakan KLC akan menerapkan gamifikasi berupa sistem poin dan reward bagi para pengunggah konten. Semoga dengan adanya perbaikan sistem di sana sini dan kontribusi dari seluruh pegawai, budaya belajar di lingkungan Kementerian Keuangan semakin berkembang dan terinternalisasi.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik