home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Mengenal Metode Pengukuran Kepemimpinan Otentik
Sekretariat Badan
Rabu, 11 Desember 2019 10:41 WIB
Oleh Widjanarko
Widyaiswara Pusdiklat Keuangan Umum
Pengantar
Artikel ini bertujuan mengenalkan model pengukuran tingkat orisinilitas/keontetikan kepemimpinan melalui Authentic Leadership Questionnaire (ALQ). Adalah Avolio, Gardner, & Walumbwa (2007) yang mengembangkan ALQ tersebut. Model ALQ dapat dipraktekkan secara mandiri, guna mengukur tingkat kepemimpinan otentik para pembaca. Sesuai hasil pengisian ALQ tesebut, pembaca dapat merencanakan pengembangan dirinya sebagai pemimpin otentik. Artikel ini dilengkapi dengan kinerja pemimpin perubahan Kementerian Keuangan untuk memudahkan pemahaman konsep kepemimpinan otentik.
Pengertian Otentik dan Kepemimpinan Otentik.
Ketika seseorang mendengar kata otentik, yang terbenak dalam pikiannya adalah sesuatu yang riil, bukan imitasi. Sesuatu yang bukan imitasi seperti misalnya perhiasan asli, minuman coca cola, jam rolex, vas Dinasti Ming, Lukisan Picasso (William H. Bishop, 2013). Seseorang tidak dapat berpura pura asli dengan cara meniru orang lain. Seseorang dapat belajar dari pengalaman orang lain. Namun tidak ada cara untuk dapat sukses ketika seseorang berperilaku seolah olah menjadi orang lain tersebut. Orang lain mempercayai seseoang sesuai keasliannya, bukan tiruan (replika). (Bill George, Peter Sims, Andrew N. McLean, and Diana Mayer, 2007, hal 1).
Pemimpin otentik mendemontrasikan kegairahan (passion) untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka mempraktikkan nilai-nilai secara konsisten, dan memimpin dengan hati dan pikirannya. Mereka merajut hubungan jangka panjang dan mempunyai kedisiplinan sendiri untuk mencapai hasil terrbaik. (Bill George, Peter Sims, Andrew N. McLean, and Diana Mayer, 2007, hal 1).
Pengamatan menunjukkan bahwa seseorang menjadi pemimpin otentik karena proses pengembangan dirinya. Pengembangan yang berasal dari pengalamannya memimpin organisasi temasuk mendapatkan motivasi semasa sulit. Pemimpin otentik tersebut bertindak atas kesadarannya dengan mempraktekan nilai dan prinsip mereka sekalipun mengandung risiko bagi dirinya. Mereka sangat hati hati dalam menyeimbangkan antara dorongan mata bathinya dan keinginan pengakuan dirinya. Pemimpin terbaik adalah mereka yang tidak bertujuan untuk menjadi pemimpin. Tetapi justru mereka yang mewujudkan kepemimpinan dalam organisasi. Inilah yang disebut kepemimpinan otentik (Bill Geoge, 2013). Pemimpin otentik akan meninggalkan warisan yang akan terus dipraktekkan baik dalam memperlakukan karyawan maupun penyelesaian masalah.
The Authentic Leadership Questionnaire (ALQ)
ALQ adalah model yang mandiri untuk menilai persepsi kepemimpinan otentik yang telah banyak dipraktekkan dalam berbagai organisasi di berbagai belahan dunia. Authentic Leadership Questionnaire (ALQ) dikembangkan oleh Avolio, Gardner, & Walumbwa (2008). Model tersebut mempunyai dua versi yaitu yang pertama digunakan untuk menilai pemimpin. Versi kedua digunakan untuk menilai tingkat kepempinan diri sendiri untuk kepentingan pengembangannya (Clarissa S. Cervo, 2016). Menurut Walumba, pengukuran tingkat kepemimpian otentik dilakukan terhadap empat komponen:
Kesadaran diri merujuk sejauh mana pemimpin menyadari kekuatan, keterbatasan yang dimilikinya dan bagaimana pemimpin mempengaruhi orang lain (Kernis 2003, Fred O. Walumbwa 2008).
Komponen ini merujuk pada penyampaian otensitas pemimpin kepada pihak lain. Sikap tersebut mempromosikan kepercayaan pengikut kepada pemimpin. Kepercayaan timbul karena saluran pengungkapan yang melibatkan pihak pihak yang berkepentingan, dilakukan secara terbuka. Demikian juga saluran untuk sharing information dan mengekpresikan kebenaran dan perasaan seseorang dengan meminimalkan emosi yang tidak pantas. (Kernis 2003, Fred O. Walumbwa 2008).
Pengolahan seimbang merujuk pada pemimpin yang menunjukkan konsistensi pimpinan dalam menganalisa secara objektif semua relevan data sebelum memutuskan sesuatu. Pimpinan tersebut juga meminta pandangan dari orang yang kontra dengan mereka. ( Gradner, Avolio, Luthans et.cal, 2005). Penerapan forum Aset Liability Management (ALM) pada Kementerian Keuangan misalnya. Sistem ALM ini mendasarkan pada analisa obyektif serta mendiskusikan secara terbuka sebelum memutuskan kebijakan APBN.
Etika dan moral merupakan bentuk self-regulation terpadu (Ryan & Deci, 200, Fred O. Walumbwa, 2008). Perilaku pimpinan perubahan mendemontrasikan aksi dan keputusannya yang selalu konsisten dengan standard etika serta nilai nilai Kementerian Keuangan. Sosialisasi kode etik dan perilaku PNS Kemenkeu melalui E-learning merupakan bukti konkrit atas keseriusan internalisasi komponen ini.
Cara Penggunaan ALQ
Marilah kita ukur tingkatnya secara mandiri melalui pendekatan Authentic Leadership Questionnaire (ALQ) yang diciptakan oleh Avolio, Gardner, & Walumbwa (2007). Caranya dengan menjawab secara jujur atas 16 pertanyaan dari 4 komponen Self Awaraness (SA); Internalized Moral Perspective (IM); Balance Processing (BP); dan Relational Transperancy (RT). Alternatif jawaban menggunakan skala Likert dengan rentang 0 sampai 4, yaitu: (0) Tidak pernah, (1) Jarang, (2) Kadang-kadang, (3) Sering dan (4) Selalu. Semakin tinggi skor menunjukkan kepemimpinan otentik yang semakin tinggi. Berikut contoh pengisian ALQ dan evaluasinya.
Setelah itu marilah kita jumlah 16 pertanyaan tersebut dan kita kelompokan sebagai berikut:
Bila total nilai seluruh empat komponen berada dalam range 4 yaitu kisaran antara 16-32, maka nilai kepemimpinan otentik sangat rendah. Pada kisaran 32-48, berarti rendah; kisaran 48-64 mempunyai nilai yang tinggi, dan kisaran 64-80, nilainya sangat tinggi.
Penutup
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Bill George dan kawan kawan menyimpulkan bahwa seseorang tidak harus lahir dengan karateristik khusus seseorang pemimpin. Semua orang mempunyai potensi menjadi pemimpin. Tantangannya adalah memahami diri kita sendiri dan menemukan suatu cara yang dapat memanfaatkan potensi kepemimpinan kita untuk melayani oang lain (Bill George, Peter Sims, Andrew N. McLean, and Diana Mayer, 2007, hal 2). Dalam organisasi, tidak ada pemimpin dadakan (instan). Menemukan tingkat kepemimpinan otentik seseorang memerlukan komitmen mengembangkan diri. Seperti pemusik, atlit, seseorang harus mendedikasikan dirinya sepanjang waktu untuk mewujudkan potensinya.
Setelah menjawab 16 pertanyaan secara mandiri dan jujur, pembaca dapat membandingkan masing masing komponen. Terhadap komponen yang telah tinggi, seyogianya terus dipertahankan. Sedangkan terhadap komponen yang masih rendah, perlu untuk ditingkatkan dalam masa mendatang melalui pendidikan dan pelatihan. Namun seseorang tidak boleh mengharapkan organisasi memberikan sepenuhnya program pengembangan dirinya. Seseorang perlu bertanggung jawab untuk mengembangkan dirinya.
Daftar Pustaka
Bill George, Peter Sims, Andrew N. McLean, and Diana Mayer, Discovering Your Authentic Leadership, Harvard Business Review, 2007;
Clarissa S. Cervo1,2,3, Lisete dos Santos Mendes M?nico 4, Nuno Rebelo dos Santos5, Claudio Simon Hutz and Leonor Pais, Authentic Leadership Questionnaire: invariance between samples of Brazilian and Portuguese employees, 2016, Psicologia: Reflex?o e Cr?tica.
Fred O. Walumbwa* Bruce J. Avolio,William L. Gardner, Tara S. Wernsing, Suzanne J. eterson
Authentic Leadership: Development and Validation of a Theory-Based Measure? Article in Journal of Management, 2008
University of Queensland: Leadership Challenge, Executive Training
Video capture pada alamat http://bit.ly/leadership-widjanarko
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik