home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Komunikasi Efektif dengan “RICH”
Sekretariat Badan
Selasa, 17 Desember 2024 14:07 WIB
Komunikasi sejatinya adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan dalam keseharian kita yang biasanya disampaikan dengan ungkapan kata-kata, ekspresi wajah, gerak tubuh bahkan diam pun adalah bentuk komunikasi yang kerap dilakukan banyak orang.
Sebagian orang masih berpendapat bahwa komunikasi hanya bertujuan menyamakan persepsi diantara pihak yang menyampaikan dan pihak yang menerima. Tapi pada kenyataannya komunikasi juga dapat memberikan kebermanfaatan yang lebih banyak ketimbang sekedar proses penyampaian pesan diantara kedua belah pihak.
Manfaat penting lainnya yang bisa diperoleh dari aktivitas komunikasi adalah :
Orang yang selalu berbicara jujur dan konsisten antara perkataan dan perbuatan akan membuat mitra bicaranya percaya sehingga pesan yang disampaikannya akan menghujam pada pikirannya dan mampu mempengaruhi pengambilan-pengambilan keputusan yang dibuat oleh mitra bicaranya.
Orang yang menyampaikan pesannya dengan selalu menghargai mitra bicaranya akan meningkatkan kualitas hubungan keduanya karena masing-masing dapat mengendalikan egonya. Sebagai ilustrasi‚ Mita menyampaikan komentar setelah sarapan bubur di kantin kantor : “Ini sate usus paling enak yang pernah saya makan”. Kemudian Salma merespon : “kalau saya sih tidak begitu suka dengan sate ususnya”. Respon Salma tentunya akan membuat Mita tidak nyaman kerena tidak sejalan walaupun pesannya tersampaikan bahwa ada sate usus yang lebih enak menurut Salma. Untuk membangun koneksi maka baiknya Salma menjawab :”Betul Mita‚ sate disini menurut banyak orang memang enak’’. Dengan jawaban ini tentunya koneksi diantara keduanya menjadi terjalin baik karena pernyataannya sejalan terkait sate usus tersebut.
Pengambilan Keputusan yang jitu sangat ditentukan oleh informasi yang valid yang diperoleh dari sumber-sumber yang tepercaya. Pihak-pihak yang berkepentingan pada hasil Keputusan terbaik harus berhati-hati saat menyampaikan informasi ini. Keterbatasan waktu dalam menemukan solusi dengan cepat agar masalah terpecahkan membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang jelas dan terstruktur. Kita harus berusaha menghindari perkataan-perkataan yang tidak relevan apalagi sumber dan validitasnya berkualitas buruk. Tentunya kalimat humoris untuk mencairkan suasana tetap harus diberikan ruang agar semua orang tidak diliputi ketegangan yang bisa menurunkan kualitas pengambilan keputusan.
Tim kerja yang produkif bisa diwujudkan jika tiap anggota timnya saling menguatkan satu sama lainnya dan mengetahui tujuan penting yang harus dicapai secara bersama-sama. Suasana tim yang saling menguatkan akan terbangun jika tiap anggota tim selalu menjaga cara berbicaranya dengan mengedepankan saling menghargai satu sama lain dan tidak pernah menanggapi keluhan rekannya secara negatif walaupun dalam konteks candaan. Contoh Toto Ketika tiba di kantor berkata pada rekan kerjanya Marwan :“ Aku tadi malam baru tidur menjelang Subuh karena harus menyelesaikan bahan rapat pagi ini”. Ketimbang merespon dengan ungkapan “Apes ya punya atasan yang tega gitu sama staf” lebih baik kita berkata ;” Nanti kalau rapatnya sudah berakhir sempatkan untuk istirahat biar badan Kamu rada segar kembali”. Respon yang negatif akan membangun suasana kerja yang saling menyalahkan dan mengakibatkan performa kerja menjadi tidak maksimal bahkan hasil kerjanya kurang berkualitas. Membiasakan diri merespon tiap pembicaraan secara positif akan membangun karakter yang kuat walaupun tekanan pekerjaan kadang membuat mental menjadi lelah.
Tantangan terbesar dalam berkomunikasi adalah berkata jujur tanpa terselip sedikitpun hal-hal yang berbau kebohongan. Banyak alasan yang menjadi pemicu seseorang itu berbohong diantaranya:
Dengan membiasakan selalu berkata jujur akan membangun lingkungan dimana para anggotanya saling percaya satu sama lain sehingga kolaborasi dan saling bantu akan mudah diwujudkan. Selain itu keputusan-keputusan diambil juga lebih akurat dalam memecahkan masalah karena dilandasi informasi yang valid.
Keluarga adalah rumah tempat kembali bagi semua penghuninya untuk mendapatkan kenyamanan setelah menghadapi banyak tantangan dan kekecewaan di kehidupan nyata. Seiring dengan bertambahnya usia anak‚ bagi para orang tua sebaiknya meningkatkan kualitas cara komunikasinya untuk menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Ketika di masa kecil bagi seorang anak pada umumnya menganggap orangtuanya sebagai tempat bersandar maka saat si anak menjadi remaja dan dewasa maka orangtua juga harus mampu memperbaiki komunikasinya agar si anak tidak mencari pelarian lain dengan menceritakan segala keluh kesahnya kepada orang lain. Sebagai contoh ketika si anak pulang kemalaman ketimbang bertanya kenapa pulang hingga larut malam dengan nada menyalahkan dan mempertanyakan perbuatannya‚ akan lebih menentramkan buat si anak jika disambut dengan tawaran untuk makan malam jika belum makan atau ditawarkan sesuatu seperti makanan kecil yang ada sehingga si anak menjadi hilang kelelahan dan kekhawatirannya serta membangun perasaan damai saat pulang ke rumah dan bertemu orang tuanya.
Penerapan “RICH” Untuk Meningkatkan Kualitas Komunikasi
RICH adalah singkatan dari Respect‚ Intention‚ Care‚ dan Humble. Penerapan RICH ini akan meningkatkan kualitas dalam berkomunikasi dan memperluas manfaat dari komunikasi. Komunikasi tidak hanya sekedar kegiatan penyampaian pesan tapi juga akan mencapai tujuan-tujuan penting yang telah diuraikan sebelumnya.
Respect (penghormatan) adalah sikap kita untuk berusaha keras memahami kondisi orang yang menjadi mitra berkomunikasi kita. Tingkatan terendah dari respect adalah bersimpati yaitu memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diberlakukan sedangkan tingkatan tertinggi adalah empati yaitu memperlakukan orang sebagaimana orang tersebut ingin diperlakukan. Tahapan terpenting dari empati ini adalah mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan mitra komunikasi kita. Dengan mengetahui hal ini maka setiap yang kita sampaikan akan dipahami dan diterima dengan baik oleh mitra kita. Untuk mewujudkan ini kita perlu memperbanyak investasi kebaikan kepada lingkungan sekeliling kita sehingga orang-orang akan menghormati dan menyayangi kita dengan sepenuh hati. Investasi kebaikan bisa dilakukan dengan sering melakukan kebaikan-kebaikan kecil dengan tulus, hanya berjanji untuk hal-hal yang penting (menghindari ingkar janji) dan setia pada orang yang tidak hadir pada saat kita terlibat pembicaraan (tidak ghibah) serta talk the walk. Ada kisah nyata dimana seseorang yang sebenarnya sangat sibuk dalam menjalani bisnisnya selalu menyempatkan hadir pada tiap undangan yang disampaikann keponakannya yang usianya jauh lebih muda dari pengusaha tersebut. Setelah berpuluh tahun kebiasaan tersebut berlangsung barulah sang istri pengusaha tersebut menceritakan bahwa suaminya selalu memenuhi undangan ponakannya tersebut karena 30 tahun yang lalu saat ayah pengusaha tersebut meninggal dunia, sang ponakan spontan melompat kedalam liang lahat menemani sang pengusaha untuk menerima jenazah ayahanda tercinta. Kebaikan tersebut ternyata membuahkan investasi kebaikan jangka panjang yang selalu dikenang oleh sang pengusaha.
Intention adalah kesediaan kita untuk menfokuskan perhatian pada mitra komunikasi kita sehingga dia dianggap penting dan istimewaa oleh kita. Hal kecil yang kerap mengganggu intention ini adalah dering HP yang bisa mengakibatkan rusaknya frekuensi komunikasi yang sudah dibangun karena itulah jauhkan HP jika kita ingin meningkatkan kualitas komunikasi kita. Hal lain yang juga penting dalam fokus ini adalah menjadi pendengar aktif. Mendengarkan aktif ini adalah kunci penting dari berkomunikasi karena kita bisa menangkap pesan yang disampaikan dengan tepat. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendengarkan secara aktif adalah berusaha mencari kata atau kalimat penting yang ada dalam percakapan kita. Kata atau kalimat penting biasanya dalam bentuk : pengulangan kata atau kalimat (“saya bahagia sekali, benar-benar Bahagia”), intonasi yang berbeda (mendadak melemah atau meninggi) dan penggunaan analogi (“berita yang saya dengar bagai suara petir di keheningan malam”)
Care atau peduli diwujudkan dengan bersabar mendengar cerita dari mitra kita tanpa memotong apalagi membanding-bandingkan dengan kisah kita. Kerap kali kita bermaksud memberikan semangat atau motivasi tapi justru hal tersebut malah membuat mitra kita merasa tidak divalidasi perasaannya. Kalimat-kalimat seperti “ Semangat ya, kamu pasti bisa”, “Sabar ya, kamu masih beruntung ketimbang yang lain” atau “Jangan menyerah ya, masih banyak yang lebih menderita dari kamu” sebaiknya mulai diperbaiki dengan kalimat “Apa yang kamu alami memang berat ya, kalau butuh bantuan kamu bilang saja ya”. Fokus dan memberikan serta pujian yang wajar dan sejalan juga merupakan wujud dari peduli. Contohnya gunakanlan kalimat ini untuk memberikan masukan “Pendapat kamu menurut saya bagus dan jika boleh menambahkan sedikit”. Hindarilah kalimat “Usul kamu bagus tapi masih ada hal yang perlu disempurnakan”
Humble (rendah hati) adalah prilaku yang sangat disukai mayoritas orang dimana saja, apalagi jika dilakukan oleh orang yang lebih tua, yang lebih tinggi jabatannya dan orang yang lebih banyak gelarnya. Menampilkan sikap rendah hati dengan menahan diri tidak merendahkan atau mengkoreksi apalagi menyalahkan mitra komunikasi akan mendekatkan kita dengan orang lain sehingga mereka akan bersedia mendengarkan apa yang kita sampaikan dan bersedia menjadikan kita sebagai teman bicara untuk hal-hal yang penting dan bermanfaat. Sabar menerima masukan dan menghargai perbedaan sudut pandang juga ciri dari kerendahan hati.
Sebagai penutup, komunikasi yang efektif lebih dari sekadar pertukaran pesan; ia adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat, produktif, dan saling menguntungkan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai seperti penghormatan, perhatian, dan kerendahan hati, kita dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan meraih berbagai manfaat positif yang mendalam. Dalam kehidupan pribadi, profesional, maupun sosial, komunikasi yang baik akan membawa kita menuju pemahaman yang lebih dalam, memperkuat ikatan, dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis. Oleh karena itu, mari kita terus berkomitmen untuk mengembangkan keterampilan komunikasi kita demi menciptakan hubungan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Ditulis oleh: Budi Setiawan (Widyaiswara Pusdiklat Kepemimpinan dan Manajerial)
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik