home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Komunikasi, Antara Keterampilan dan Kompetensi
Sekretariat Badan
Selasa, 15 November 2022 10:24 WIB
Disusun oleh Adinda Nur Salecha Asesor SDM Aparatur Muda, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Berbicara tentang komunikasi tentunya bukan sesuatu hal yang asing bagi kita. Komunikasi dianggap sebagai kemampuan natural dalam kehidupan, seseorang dapat melakukan komunikasi tanpa perlu berfikir terlalu rumit. Meskipun dirasa dapat dimiliki secara natural, komunikasi bukanlah suatu kemampuan yang muncul secara tiba-tiba atau bawaan dari sejak lahir. Kemampuan komunikasi muncul karena adanya aktivitas belajar dan berlatih. Seperti yang dapat dilihat pada seorang balita, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui proses mendengarkan lalu mencoba mengulanginya hingga menjadi mampu. Hingga kini komunikasi menjadi kebutuhan dasar bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai macam bentuk.
Secara umum komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain dan dengan komunikasi dapat terjalin interaksi satu sama lain. Komunikasi merupakan sarana bagi seseorang untuk dapat saling terhubung dengan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan berkembangnya interaksi seseorang dengan orang lain, komunikasi dilakukan tidak hanya untuk sekedar saling terhubung namun komunikasi juga menjadi sarana untuk menyampaikan suatu pesan, gagasan, maupun hasil pemikiran sehingga dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. Pemahaman dan penerimaan yang selaras antara pembawa pesan dan penerima pesan menjadi tanda keberhasilan komunikasi.
Dalam organisasi dan pekerjaan, komunikasi menjadi salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh para pimpinan organisasi dan anggota atau pegawai di dalamnya. Komunikasi dinilai sangat diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, misalnya saat pengumpulan gagasan, komunikasi juga dapat membantu koordinasi untuk pencapaian target kerja. Komunikasi yang terbentuk antaranggota dan pimpinan organisasi dapat pula meningkatkan kerjasama dan kolaborasi. Komunikasi bahkan dinilai dapat meningkatkan produktivitas kerja, serta penghematan waktu dan biaya, tentunya bila komunikasi dilakukan secara efektif. Karena itulah tidak mengherankan bila komunikasi menjadi salah satu kompetensi manajerial yang dibutuhkan dalam berbagai jenis jabatan, termasuk bagi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang dalam Permenpan-RB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara.
Kita tentunya sering melakukan komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, baik teman, atasan, atau siapa pun. Komunikasi terasa mudah dilakukan namun apakah sama cara menyampaikan pesan yang ditujukan pada orang-orang yang berbeda? Bisakah penyampaian pesan yang sensitif dilakukan dengan cara yang sama dengan penyampaian pesan yang biasa saja? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kelihatannya komunikasi tidak seutuhnya bersifat natural. Komunikasi perlu dilakukan dengan suatu cara tertentu yang dirancang sesuai tujuannya. Menghadapi berbagai situasi dan kondisi, komunikasi tidak hanya sekedar menjadi sarana penghubung antara satu orang dengan orang lainnya namun komunikasi dapat berperan lebih dari itu.
Saat berkomunikasi hal yang paling penting adalah memastikan pesan dapat tersampaikan dengan tepat, seperti apa pun situasi dan kondisi yang tengah dihadapi. Di sinilah diperlukan suatu kompetensi untuk mengkomunikasikan pesan dengan baik. Saat kata kompetensi diikuti dengan kata komunikasi maka pembahasan tengah mengarah pada suatu kemampuan untuk berkomunikasi dengan cara yang sesuai dan efektif pada situasi tertentu. Cooley & Roach (1984) mendefinisikan kompetensi komunikasi sebagai pengetahuan tentang pola komunikasi yang efektif dan tepat serta kemampuan untuk menggunakan dan menyesuaikan pengetahuan tersebut dalam berbagai konteks[1].
Seringkali sulit membedakan antara komunikasi sebagai suatu kompetensi atau komunikasi sebagai suatu keterampilan. Di sekitar kita begitu banyak pelatihan yang mengajarkan tentang keterampilan berkomunikasi (Communication Skills Training) misalnya mendengar aktif, komunikasi interpersonal, komunikasi verbal maupun nonverbal, komunikasi lisan dan tulisan, presentasi, komunikasi asertif, dan sebagainya. Keterampilan komunikasi atau lebih sering kita sebut dengan communication skill menjadi hal yang popular dan sangat diminati karena dinilai membawa pengaruh positif dalam pencapaian kesuksesan. Lalu bagaimana dengan komunikasi sebagai sebuah kompetensi? Apakah untuk sukses seseorang cukup terampil berkomunikasi atau harus kompeten berkomunikasi?
Pada tahun 1980 Profesor Amerika yang bernama Brian Spitzberg dan William Cupach mengembangkan model kompetensi komunikasi (communication competence) dan menyebutkan bahwa ada tiga hal yang menjadi unsur dari kompetensi itu sendiri[2]. Unsur yang pertama adalah motivasi (motivation), motivasi menjelaskan alasan atau tujuan seseorang melakukan komunikasi. Bagi orang yang kompeten, komunikasi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu bukan sekedar menyampaikan atau menerima pesan. Komunikasi dilakukan dengan memperhatikan situasi dan arah komunikasi apakah tepat dan selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur kedua adalah pengetahuan (knowledge) atau pemahaman tentang apa yang harus dilakukan saat melakukan komunikasi. Misalnya pengetahuan tentang gaya komunikasi formal dan informal, penggunaan bahasa verbal dan nonverbal/gesture, serta pengetahuan lainnya seperti tentang budaya, nilai, dan norma yang berpengaruh pada komunikasi yang akan dilakukan. Unsur yang ketiga adalah keterampilan (skill), yaitu kemampuan untuk menunjukkan perilaku komunikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Keterampilan komunikasi ditandai dengan kemampuan menyampaikan suatu informasi dengan sederhana, tidak bermakna ganda/ambigu serta mendengarkan dan menangkap informasi dengan tepat.
Merujuk pada uraian tersebut, keterampilan (skill) merupakan salah satu unsur yang membentuk kompetensi. Bila dikaitkan dengan komunikasi, maka keterampilan komunikasi adalah suatu keahlian spesifik sebagai hasil belajar untuk menyampaikan dan menerima pesan dengan efektif, sedangkan kompetensi komunikasi lebih menekankan pada bagaimana perilaku seseorang dalam berkomunikasi sesuai dengan perannya sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Kompetensi menentukan bagaimana seseorang menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai suatu keberhasilan. Seseorang yang kompeten dalam berkomunikasi akan dapat menentukan pola komunikasi yang tepat dalam berbagai macam situasi dan kondisi serta mampu menyesuaikan tindakannya dengan hal tersebut.
Secara umum kompetensi dapat dipahami sebagai bagaimana seseorang menerapkan dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki selaras dengan kriteria kinerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sesuai dengan peran mereka (Bartram, 2004)[3]. Unsur kognitif kompetensi mencakup pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu dan memahami mengapa hal tersebut perlu dilakukan (Hargie, 2011)[4]. Kompetensi bukanlah keterampilan meskipun keduanya hampir serupa dan berhimpitan. Keterampilan dipelajari sedangkan kompetensi adalah kualitas melekat pada individu yang menggabungkan keterampilan dengan pengetahuan. Seseorang yang terampil berkomunikasi kemungkinan akan terlihat baik secara verbal maupun nonverbal saat menyampaikan pesan, namun belum tentu dapat dikatakan kompeten berkomunikasi bila disandingkan dengan tuntutan perannya.
Beberapa kriteria yang menunjukkan seseorang kompeten dalam berkomunikasi berdasarkan The National Communication Assosiation (NCA) adalah mampu menyampaikan gagasan secara jelas, mampu berkomunikasi secara etis, mengenali waktu yang tepat untuk berkomunikasi, mengetahui tujuan berkomunikasi, mampu menyeleksi media komunikasi yang tepat dan efektif, menunjukkan kredibilitas, mampu mengidentifikasi dan mengelola kesalahpahaman, mampu mengelola konflik, terbuka terhadap pandangan orang lain, dan mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian. Kompetensi komunikasi melibatkan adanya pemahaman terhadap konteks, ruang lingkup, dan kerangka kerja dalam menyampaikan pesan. Secara sederhana, seseorang dikatakan kompeten berkomunikasi saat ia menyampaikan pesan dengan menyadari kapasitas atau kedudukannya, memahami isi pesan dikaitkan dengan tujuan yang spesifik, dan menggunakan teknik komunikasi secara terampil dengan memperhatikan karakteristik lawan bicara.
Komunikasi adalah hal yang biasa dilakukan dalam keseharian, hampir seluruh aktivitas dalam pekerjaan melibatkan komunikasi. Meskipun sering dilakukan, tidak serta merta kompetensi komunikasi dapat meningkat. Kompetensi komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan keterampilan komunikasi karena menjadi salah satu unsur pembentuknya. Dengan demikian salah satu cara agar memiliki kompetensi komunikasi yang baik adalah dengan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Semangat belajar dan berlatih untuk menjadi lebih kompeten dalam komunikasi!
[1] https://open.lib.umn.edu/communication/chapter/1-4-communication-competence/
[2] https://study.com/academy/lesson/competence-in-interpersonal-communication.html
[3] Canadian Journal of Communication, Vol 39
[4] https://ecampusontario.pressbooks.pub/llsadvcomm/chapter/1-4-communication-competence/
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik