home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Sub Menu 1
Sub Menu 2
Sub Menu 3
Sub Menu 4
Sub Menu 5
Seminar Optimalisasi Otak Kanan Dalam Rangka Mewujudkan Produktivitas
Balai Diklat Keuangan Yogyakarta
Kamis, 12 Desember 2019 15:26 WIB
[Yogyakarta] 11 Desember 2019. Merupakan salah satu program Balai Diklat Keuangan Yogyakarta, seminar ini mengambil tema yang sifatnya adalah untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), karena disadari atau tidak pengembangan SDM terutama yang bersifat soft kompetensi, seiring dengan berjalannya waktu sangat dibutuhkan oleh para pegawai baik di lingkungan kementerian maupun non kementerian.
Disadari atau tidak, pekerjaan kita sehari-hari menjadi suatu hal rutin yang dilakukan dan secara tidak langsung apa yang dilakukan sudah menjadi suatu rutinitas yang sudah ada, atau mungkin cenderung mengikuti kebiasaan yang sudah ada. Kondisi seperti ini yang kadang-kadang membuat kita semakin menjadikan pekerjaan itu adalah suatu rutinitas yang secara tidak langsung cenderung bekerja dengan menggunakan otak kiri kita. Padahal kalau melihat perkembangan ke depan dengan bergesernya era generasi yang semakin berubah, maka kita harus bisa mengikuti perkembangan pekerjaan dengan yang lebih produktif, kreatif, dan inovatif. Disinilah kita diajak untuk membiasakan diri mulai menggunakan otak kanan. Dengan tanpa disadari penggunaan otak kanan memang sangat jarang dilakukan. Berlatar belakang dari situlah BDK Yogyakarta menyelenggarakan seminar yang bertema optimalisasi otak kanan bangun produktifitas.
Dengan seminar ini diharapkan kepada peserta semakin terbuka, bahwa ternyata penggunaan otak kanan sama pentingnya dengan penggunaan otak kiri. Bahkan semakin mengikuti perkembangan zaman, kita semakin dituntut untuk bisa memaksimalkan penggunaan otak kanan kita.
Seminar ini diselenggarakan di Grand Dafam Rohan Yogyakarta dengan menghadirkan narasumber seorang trainer dan konsultan Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, didampingi oleh moderator dari BDK Yogyakarta yang merupakan salah satu Widyaiswara Madya yaitu Juanedi Purnomo. Seminar dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala BDK Yogyakarta, Chatarina P. Dyah Iswandari. Dalam sambutannya, Rina (sebutan akrab Chatarina) mengatakan bahwa seminar ini dilaksanakan karena tanpa disadari kita menganggap pekerjaan yang dilakukan sehari-hari adalah hanya merupakan suatu kebiasaan dan suatu rutinitas yang secara tidak langsung cenderung bekerja hanya dengan menggunakan otak kiri kita. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman yang semakin banyak tantangan, dimana bahwa dalam bekerja diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas belaka, tetapi dalam bekerja kita dituntut untuk lebih produktif, kreatif, dan inovatif. Untuk itulah kita diajak untuk membiasakan diri mulai menggunakan otak kanan kita.
Setelah dibuka secara resmi, acara seminar dilanjutkan dengan penyampaian materi yang diawali dengan senam otak dan pengenalan bagian-bagian otak manusia. Terdiri dari tiga bagian yaitu otak kecil, otak tengah, dan otak besar. Otak kecil merupakan otak penjaga atau the guardian. Aktif jika kita sedang merasa marah, stres, takut, kurang tidur atau lelah. Otak tengah merupakan otak yang mengendalikan proses emosi, keseimbangan hormonal, rasa haus, lapar, dorongan seksual, pusat kesenangan, metabolisme, ingatan jangka panjang, mengontrol kemampuan daya ingat, kemampuan belajar, dan merespon segala informasi yang diterima panca indera, sedangkan otak besar yaitu otak yang bertugas untuk berfikir, berbicara, melihat dan mencipta, menyimpan kecerdasan, dan tempat bersemayam INTUISI.
Kebanyakan didunia pekerjaan, otak kanan sangat penting dalam produktifitas. Otak kanan harus difungsikan seimbang dengan otak kiri karena 85% menurut penelitian Harvard kesuksesan dalam seseorang berkarir ditentukan oleh attitude dan attitude adalah ranahnya emosi. Kesuksesan itu bukan masalah dari sisi financialnya saja tetapi dia mempunyai kebermanfaatan kepada orang lain?, ucap Sumaryono.
"Tantangan pada kementerian keuangan atau yang lainnya adalah karena melakukan pekerjaan biasanya terkoridori oleh aturan. Bagaimana agar secara aturan oke tetapi proses kreatif juga berkembang. Untuk mewujudkan ini ada satu cara yaitu bending the rules bukan breaking the rules", imbuhnya.
Peranan kedua belahan otak tersebut sangat penting, sehingga keduanya harus dikembangkan secara seimbang dan sengaja agar fungsinya masing-masing belahan berjalanan seimbang dan saling menguatkan. Karena sebuah proses kreatif itu akan kuat jika otak kiri dikembangkan.
"Bagaimana cara mengembangkan otak kiri yaitu kita harus menyampaikan materi secara berurutan, mulailah bercerita, si otak kiri senang mendengarkan dan hal-hal abstrak, beri tugas individual, libatkan hal-hal detail dan analisis, jaga ketenangan si otak kiri dalam belajar. Milenial tidak begitu menyukai pola seperti ini kalau di kelas. Tetapi kalau aktifitas sendiri seorang milenial menyukainya. Maka kalau saya melakukan sebuah proses produktifitas mahasiswa, ada sebuah tugas individu (karena harus melihat proses secara individu) tetapi kemudian saya juga menggunakan yang namanya otak kanan. Yaitu dengan cara tulis judul dan poin utama materi besar, gunakan warna dan gambar dalam mengajar, beri tugas kelompok (kelompoknya tidak boleh selalu sama), beri tugas yang melibatkan kreativitas, musik yang membawa suasana belajar dapat membantu si otak kanan", ungkap Sumaryono.
Problem solving tidak bisa diselesaikan jika tidak menggunakan otak kiri dan otak kanan. Kompleks problem solving itu satu skill yang harus dipunyai. Karena sekarang permasalahannya semakin kompleks. Jadi pembiasaan penggunaan otak kiri dan otak kanan itu juga harus dikembangkan melalui proses tidak bisa secara instan, maka diperlukan tantangan-tantangan. Jika kita menjadi leaders, kita harus selalu mengolah setelah itu memberikan trigger kepada otak kanan kita yang akhirnya otak kiri jalan otak kanan juga jalan dan saling memberi trigger.
"Satu hal yang paling penting jika dikaitkan dengan topik kita pada hari ini, bahwa dengan menggunakan otak kanan dan otak kiri secara seimbang kita akan merubah satu situasi menjadi lebih bagus. Kinerja unggul, SDM unggul dan hebat akan terjadi. Jadi fokusnya adalah solusi. Otak kanan dan otak kiri dioptimalkan untuk proses solusi atas permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi semakin hari semakin kompleks", lanjut Sumaryono.
Otak kanan penuh dengan warna, kreatifitas. Tetapi kreatifitas tidak bisa berdiri sendiri dan harus dipacu atau ditantang dengan pengalaman emosi. Jadi sebagai leader juga harus bisa memberikan ruang dan membuka ruang yang selebar-lebarnya bagi bawahannya untuk bisa berkreasi terhadap bentuk inovasi yang akan dimunculkan untuk menjadi suatu keputusan.
Seminar yang berlangung selama tiga jam ini berakhir pada pukul 12.00 WIB dengan jumlah peserta sebanyak 100 peserta yang berasal dari para pegawai Kementerian Keuangan dan Non Kementerian Keuangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik