home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Sub Menu 1
Sub Menu 2
Sub Menu 3
Sub Menu 4
Sub Menu 5
Menggali Nilai Antikorupsi dari Lagu Dolanan dan Pondasi Keluarga, Bagaimana Caranya?
Balai Diklat Keuangan Yogyakarta
Jumat, 24 Juli 2020 10:45 WIB
[Yogyakarta] 24 Juli 2020. Masih dalam rangka Balai Diklat Keuangan Yogyakarta menuju Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi, pagi ini Jumat (24/07) Angkringan Seri 2 (Ayo Ngobrol Antikorupsi dengan Ringan) kembali digelar. Tema yang diangkat adalah "Menggali Nilai Antikorupsi dari Pondasi Keluarga dan Lagu Dolanan". Selain menghadirkan Widyaiswara sebagai moderator (Aniek Juliarini) dan narasumber (Agus Suharsono), Kemenkeu Corpu Open Class kali ini juga menggandeng psikolog Shinta, yang lebih dikenal dengan Bunda Cinta. Ketiganya tergabung dalam Organisasi Sahabat Integritas Jogja Istimewa, sebuah wadah untuk menyatukan para Penyuluh Anti Korupsi tersertifikasi di wilayah BDK Yogyakarta.
Kemenkeu Corpu Open Class Angkringan Seri 2 Kembali Digelar
Agus Suharsono mencoba menggali nilai antikorupsi dalam pandangan lagu dolanan, terutama lagu Jawa. Dalam kesempatan pertama, Agus membedah lagu Gundul-gundul Pacul yang ternyata bermakna bagi aparat pemerintah. Nyunggi wakul (menjunjung tempat nasi) diibaratkan tanggung jawab besar yang diemban oleh pemerintah. Jika dilakukan dengan gembelengan (sembarangan), maka segone dadi sak ratan (nasi akan jatuh berantakan). Ini menggambarkan bahwa pemerintah harus berhati-hati dalam melaksanakan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kekecauan dalam masyarakat.
Lagu kedua yang dibahas adalah Cublak-cublak Suweng. Lagu ini menyiratkan tentang pencarian kebahagiaan sejati. Kebahagiaan itu ada di sekitar kita (suwenge ting gelenter). Akan tetapi, orang bodoh mencarinya dengan serakah seperti orang tua yang kebingungan (mambu ketundung gudel, pak empo lera lero). Padahal, hanya orang bijaksana lah yang akan menemukan kebahagiaan sejati itu karena hati nuraninya telah kosong dari keserakahan (sir sir pong dele kopong).
Ketiga Narasumber pada Kemenkeu Corpu Open Class Angkringan Seri 2
"Nilai kejujuran, nilai integritas, sebenarnya tidak perlu ditumbuhkan, karena setiap orang yang terlahir di dunia ini sudah membawa nilai-nilai kebaikan. Kita semua lahir dalam keadaan suci", ujar Shinta, narasumber kedua, mengawali materinya tentang mengasah integritas dari pondasi keluarga.
"Hampir 100% orang tua yang datang ke saya menyampaikan bahwa anaknya bermasalah. Sedikit sekali orang tua yang mau berbesar hati mengakui bahwa yang terjadi adalah akibat pondasi keluarga yang kurang", lanjut Shinta.
Shinta menegaskan bahwa menjadi orang tua yang baik memerlukan usaha dan proses. Kita sedang menghadapi anak-anak dengan zaman yang berbeda. Bagaimana menyatukan dan menyamakan persepsi dengan anak dalam rangka membangun pondasi keluarga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Termasuk menyelaraskan antara apa yang kita pikirkan, kita ucapkan, dengan kita jalankan. Menghubungkan nilai antikorupsi tentang integritas dan pondasi keluarga, harus disesuaikan dengan karakter anak masing-masing.
Sebanyak 118 peserta mengikuti Kemenkeu Corpu Open Class dengan antusias. Peserta aktif bertanya pada kolom chat Zoom, serta mengapresiasi materi dan narasumber hari ini yang dinilai sangat menarik.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik