home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Sub Menu 1
Sub Menu 2
Sub Menu 3
Sub Menu 4
Sub Menu 5
Kalau Tidak Terampil Memberdayakan Dan Mengarahkan Anak Buah, Layakkah Disebut Pemimpin
Balai Diklat Keuangan Yogyakarta
Selasa, 17 September 2019 02:19 WIB
[Yogyakarta] 16September 2019.“Saya sangat appreciate sekali untuk menjadi salah satu fasilitator dalam salah satu sesi di pelatihan peningkatan kompetensi middle management ini. Ini adalah program yang bagus, ibu menteri selalu mengatakan bahwa middle management adalah ujung tombak kementerian keuangan, karena mereka yang berhadapan langsung dengan para stakeholder pengguna layanan.
Ini harus selalu di-enforcement dan di-empowerment melalui peningkatan kompetensi secara berkelanjutan dalam rangka lebih memahami kebutuhan stakeholder, memahami perkembangan-perkembangan terkini terkait dengan teknologi, maupun terkait perkembangan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik dan sebagainya. Sebagai middle management diharapkan lebih peka terhadap perubahan-perubahan yang ada disekitar kita terutama perubahan-perubahan dari para pengguna layanan yang kita layani”, ucap Kepala Kanwil DJPb Provinsi DIY, Heru Pudyo Nugroho dalam sambutannya saat membuka secara resmi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Middle Management di Balai Diklat Keuangan (BDK) Yogyakarta Senin, 16 September 2019.
Didampingi Kepala Penyelenggaraan BDK Yogyakarta, Heru Pudyo Nugroho membuka secara resmi pelatihan ini dan menyematkan tanda peserta sebagai simbol bahwa pelatihan telah resmi dibuka. Pelatihan yang baru pertama kali diselenggarakan oleh BDK Yogyakarta ini berjumlah sebanyak 21 (duapuluh satu) peserta yang berasal dari para pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Dengan mengikuti pelatihan ini kompetensi para peserta diharapkan mampu mengenali dan memahami kompetensi dengan baik, mampu mengimplementasikan kompetensi kepemimpinan dalam rangka pencapaian tujuan unit kerja, menerapkan kemampuan dalam membangun tim yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi, membiasakan pelaksanaan proses perencanaan dan pengelolaan pada setiap tugas dilingkungan organisasi, menganalisis masalah dan mengembankan alternatif solusi praktis dan strategis dilingkup organisasi, melakukan perbaikan kualitas yang berkelanjutan, memahami kebutuhan para pemangku kepentingan, menerapkan enpowering others, mengimplementasikan rencana pengembangan individu, dan terakhir mengidensifikasi solusi alternatif pengembangan individu berdasarkan hasil diskusi pada counseling sessions.
Selesai membuka secara resmi pelatihan, Heru Pudyo Nugroho berkesempatan untuk memberikan ceramah tentang “Leadership Sharing Sessions”.
Dalam ceramahnya Heru Pudyo Nugroho menyampaikan bahwa kalau berbicara kepemimpinan, sesuai konsepsi agama bahwa setiap individu/manusia ditakdirkan sebagai pemimpin. Paling tidak sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri, pemimpin bagi keluarganya, pada level pekerjaan ada eselon IV yang memimpin anak buah dilevel eselon IV, dan sekarang di eselon III jabatan administrator yang memimpin di unit masing-masing.
Bagaimana untuk bisa menjadi pemimpin yang efektif, pimpinan yang sesuai dengan konteks kekinian, dalam ceramah ini disampaikan beberapa teori leadership dari para pakar manajemen, yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas suatu kelompok dalam satu unit organisasi dalam usahanya mencapai pencapaian tujuan yang disepakati bersama. Dalam teori yang lain Geroge Terry menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja secara suka rela untuk mencapai tujuan kelompok. Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan.
“Kalau kita tidak trampil memberdayakan dan mengarahkan anak buah kita untuk bersama-sama mengikuti SOP dalam rangka mencapai visi misi unit, masih layakkah kita disebut pemimpin”, ucap Heru.
Lebih lanjut Heru mengatakan bahwa sense of belongin dalam pencapaian visi misi instansi/unit perlu ditekankan kepada anak buah. Jika sense of belongin tidak dimiliki oleh anak buah maka pencapaian tujuan suatu instansi akan susah dicapai. Bagaimana kita mempersuasi anak buah agar mereka memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga mau melakukan pekerjaan bahkan dengan suka rela tanpa harus disuruh.
Dalam ceramahnya yang singkat tersebut, banyak sekali pemahaman-pemahaman tentang kepemimpinan yang dapat disampaikan kepada para peserta. Bagaimana untuk menjadi pemimpin yang efektif, bagaimana menjadi pemimpin diera milenial, dan bahkan apa yang harus dihindari oleh seorang pemimpinpun tersampaikan dalam ceramah tersebut.
Selain Pelatihan Peningkatan Kompetensi Middle Management, pada hari yang sama dibuka juga 2 (dua) pelatihan yaitu:
1. Pelatihan Teknis Juru Sita Pajak dengan jumlah peserta sebanyak 29 (duapuluh sembilan). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para calon juru sita pajak untuk melakukan tugas penagihan di bidang berpajakan. Dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Bidang Keberatan, Banding, dan Pengurangan, Kanwil DJP Jawa Tengah II, Basuki Rakhmad yang didampingi Kepala Seksi Evaluasi dan Informasi BDK Yogyakarta, Oscar Wibiyakto, pelatihan ini berlangsung selama 9 (sembilan hari) mulai 16 sampai dengan 26 September 2019.
2. Pelatihan Tata Naskah Dinas Periode II. Diikuti oleh 30 (tiga puluh) peserta, dibuka secara resmi oleh Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kanwil DJP DIY, Isharyanto didampingi oleh Aniek Julirini Widyaiswara Madya BDK Yogyakarta. Pelatihan ini bertujuan untuk menghasilkan pegawai Kementerian Keuangan yang mampu menyusun naskah dinas dengan benar dan akan berlangsung selama 4 (empat) hari kerja mulai 16 sampai dengan 19 September 2019.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik