home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2023
PANDEMIC FUND - MERAJUT ASA DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Balai Diklat Keuangan Pontianak
Jumat, 2 Desember 2022 09:19 WIB
(Oleh: Arfin, Widyaiswara Ahli Madya BDK Pontianak)
Wuhan, kota terpadat di Tiongkok bagian tengah, pernah menjadi perbincangan dunia pada bulan Desember 2019, karena merupakan episentrum pertama kasus radang paru-paru (pneumonia) yang disebabkan oleh virus corona jenis baru atau Novel Coronavirus Pneumonia (NCP) yang diberi kode 2019-nCoV.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan mewabah ke berbagai negara, sehingga merengut banyak korban jiwa.
Pada tanggal 11 Februari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) secara resmi mengumumkan penamaan coronavirus jenis baru penyebab pneumonia itu dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakit yang ditimbulkannya adalah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Istilah Covid-19 merupakan singkatan dari kata "co" untuk "corona", "vi" untuk "virus", dan "d" untuk "disease” (Kompas, 2020).
Nama coronavirus berasal dari bahasa Latin “corona” yang berarti mahkota atau karangan bunga. Nama coronavirus diberikan oleh Almeida dan Tyrrell mengacu pada bentuk (morfologi) karakteristik virion (coronavirus infektif) pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron, yang memiliki tepi permukaan yang besar dan bulat yang menciptakan gambar yang mengingatkan pada korona matahari atau halo (Zeny et al., 2020).
Virus adalah senyawa asam nukleat yang terdiri dari komponen DNA (Deoxinukleoacid) atau RNA (Ribonukleaacid). Coronavirus merupakan sekumpulan virus dari subfamily Orthocoronavirinae, family Coronaviridae, ordo Nidovirales. Coronavirus merupakan virus yang memiliki amplop dengan ssRNA dan nukleokapsid simetri heliks. Virus ini dibungkus dengan protein icosahedral (BBKP Tanjung Priok, 2020). Panjang genom Coronavirus memiliki ukuran bervariasi antara 27-32 kilobasa. Genom ini membentuk protein-protein pembentuk tubuh virus seperti fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E, protein S, dan glikoprotein HE, dan protein-protein atau enzim-enzim yang perlu untuk replikasi virus itu sendiri (LIPI, 2003).
Coronavirus memiliki selubung berupa envelope dan membran glycoprotein. Amplop pada struktur coronavirus adalah lapisan lipid ganda yang terdiri atas protein penyusun membrane (M), protein envelope (E) dan spike surface glycoprotein (S). Protein E dan M sangat penting dalam membentuk selubung dan mempertahankan struktur coronavirus. Struktur coronavirus rata-rata memiliki 74 S dipermukaannya. Dalam amplop tersimpan protein nukleokapsid (N) yang melindungi informasi genetik RNA virus. Amplop M dan N melindungi coronavirus saat berada di luar inang (BBPMP Jateng, t.t.).
Gambar 1.1
Struktur Virus Corona
Sumber: The Conversation (2020).
Ketika menginfeksi manusia, suatu virus menempel pada sel, memasukinya, dan menggandakan RNA untuk menyebar ke seluruh tubuh si manusia. Tapi dalam penggandaan RNA ini bisa terjadi kesalahan sehingga RNA baru yang terbentuk perubahan sifat genetik atau struktur virus. Kecepatan virus RNA bermutasi sekitar 10-3 sampai 10-4. nukleotida setiap kali proses replikasi (LIPI, 2003). Mutasi coronavirus membentuk varian-varian baru, yakni varian Inggris B.1.1.7 (Alpha); varian Afrika Selatan B.1.351 (Beta); varian India B.1.617.2 (Delta); varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 (Epsilon); varian B.1.525 (Eta); varian Brasil P.1 (Gamma); varian India B.1.617.1 (Kappa); varian Amerika Serikat B.1.526 (Lota); varian Kolombia B.1.621 atau VUI-21JUL-1 disebut MU; varian Afrika Selatan B.1.1.529 (Omicron); varian Peru C.37 (Lambda); varian Filipina P.3 (Theta); dan varian Brasil P.2 (Zeta). WHO mengelompokkan varian baru coronavirus menjadi 2 (dua) kelompok, yakni varian yang perlu diperhatikan (Variant of Interest) dan varian yang mengkhawatirkan (Variant of Concern). Pada saat ini, satu-satunya varian yang termasuk dalam kategori VoC adalah Omicron. Sebelumnya, Delta, Alpha, Beta, dan Gamma pernah masuk dalam VoC, sedangkan varian Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, Lambda, dan Mu masuk dalam VoI (Kompas, 2022).
Covid-19 tersebar di hampir seluruh negara, namun ada beberapa negara yang belum terpapar Covid-19 hingga sekarang, yaitu Korea Utara, Niue, Saint Helena, Nauru, Kiribati, Turkmenistan, dan Kepulauan Pitcairn. Negara-negara yang dilaporkan belum terjangkit Covid-19 umumnya merupakan negara yang menarik diri dari komunitas internasional (CNBC Indonesia, 2022).
Penyakit Covid-19 dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi ketika orang tersebut batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas. Partikel ini dapat berupa droplet yang lebih besar dari saluran pernapasan hingga aerosol yang lebih kecil. Waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala (masa inkubasi) diperkirakan antara 1-14 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus (Infeksi Emerging, 2020).
Masing-masing orang memiliki respon yang berbeda terhadap Covid-19. Sebagian orang yang terinfeksi virus Covid-19 menunjukkan gejala ringan, gejala sedang, atau gejala berat. Pada beberapa individu, virus ini bahkan tidak menimbulkan gejala. Gejala yang paling umum adalah demam, batuk, kelelahan, dan kehilangan rasa atau bau. Gejala yang sedikit tidak umum berupa, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri, diare, ruam pada kulit (perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki), dan mata merah (iritasi). Gejala serius, yakni kesulitan bernapas; kesulitan berbicara atau bergerak; dan nyeri dada (WHO, t.t.). Hasil penelitian ilmiah Himayani dkk. menyebutkan bahwa infeksi virus SARS-CoV-2 menimbulkan efek terhadap beberapa organ tubuh, seperti paru, jantung, pembuluh darah, ginjal, gastrointestinal, liver, sistem saraf, mata, kulit, bahkan menyebabkan kematian (Badan Litbangkes, 2022).
Berdasarkan Data Corona Dunia tanggal 26 November 2022, jumlah yang positif terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai 645.072.094. Korban yang meninggal dunia sebanyak 6.633.264 orang; 14.396.580 orang positif aktif (masih sakit), dan 624.042.250 pasien dinyatakan sembuh. Sepuluh negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona tertinggi di seluruh dunia, yaitu Amerika Serikat, (100.431.052 kasus, 1.104.661 meninggal); India (44.671.806 kasus, 530.604 meninggal); Prancis (37.492.134 kasus, 158.511 meninggal); Jerman (36.348.477 kasus, 157.388 meninggal); Brasil (35.147.091 kasus, 689.396 meninggal); Korea Selatan (26.837.840 kasus, 30.278 meninggal); Jepang (24.246.754 kasus, 48.872 meninggal); Italia (24.031.538 kasus, 180.518 meninggal); Inggris (23.977.637 kasus, 196.241 meninggal); dan Rusia (21.562.758 kasus, 391.736 meninggal). Indonesia berada di urutan ke-20 dengan total 6.640.624 kasus, 159.600 orang meninggal, dan 6.417.972 orang dinyatakan sembuh (Andra Farm, 2022). Perkembangan kasus kumulatif virus corona di dunia hingga tanggal 26 November 2022 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 2.1
Perkembangan Kasus Kumulatif Virus Corona di Dunia
Sumber: Andra Farm (2022).
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) mempunyai tingkat risiko penularan yang sangat cepat melalui interaksi dengan orang/benda yang sebelumnya telah terinfeksi atau terdampak virus, menyebabkan adanya perubahan perilaku ditengah masyarakat. Hal ini juga berkaitan adanya himbauan berupa physical dan social distancing untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, serta mengurangi ke tempat-tempat berkumpulnya orang banyak, yang berkorelasi positif dengan tingkat depresi dan kecemasan yang berdampak pada kondisi psikologis setiap orang (Cao et al., 2020). Kehilangan pekerjaan dan kesulitan finansial selama penurunan ekonomi global juga dikaitkan dengan penurunan kesehatan mental yang berkepanjangan (BBC News, 2020).
Survei cross-sectional yang dilakukan di 194 kota di Tiongkok dengan 1.210 responden menujukkan bahwa lebih dari 50% mengalami gejala psikologis sedang hingga berat; 28% mengalami kecemasan; 16% mengalami depresi; dan 8% mengalami stress (Guan et al., 2020). Berbagai tekanan psikologis tersebut menyebabkan peningkatan prevalensi gangguan tidur; penggunaan narkoba; bahkan mendorong individu melakukan bunuh diri (Dsouza et al., 2020). Para ahli memperingatkan bahwa sebagian kecil orang bisa mengalami masalah kesehatan mental yang berkepanjangan, lebih lama dari pandemi itu sendiri (BBC News, 2020).
Ancaman virus corona tak hanya berhenti pada kesehatan dan psikologi manusia, tetapi juga menginfeksi ekonomi global. Pandemi Covid-19 telah memorak-porandakan sendi-sendi perekonomian 213 negara, termasuk Indonesia. Dalam situasi terburuk, kondisi tersebut dapat menuju pada resesi. Indikatornya adalah penurunan pada Produk Domestik Bruto (PDB), merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur (Kompas, 2020).
Resesi global tahun 2020 memecahkan rekor yang pernah ada. Lebih dari 92,9% negara yang terdampak resesi akibat pandemi Covid-19. Amerika Serikat yang menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi tertinggi di dunia, perekonomiannya menurun signifikan akibat kebijakan stay at home order yang diberlakukan secara luas. (Liputan6, 2020).
Survei terbaru Bloomberg mencatat bahwa Sri Lanka yang kini berada di tengah-tengah krisis ekonomi menjadi urutan nomor satu sebagai negara yang memiliki kemungkinan mengalami resesi hingga 85%, dan disusul Selandia Baru dengan persentase 33%; Korea Selatan (25%); Jepang (25%); China (20%); Hong Kong (20%); Australia (20%); Taiwan (20%); Pakistan (20%); Malaysia (13%); Vietnam (10%); Thailand (10%); Filipina (8%). Sementara itu, kemungkinan Indonesia masuk dalam jurang resesi dalam laporan tersebut hanya 3%. Peringkat terakhir adalah India dengan kemungkinan resesi 0% (Sindo News, 2022).
Indonesia dihadapkan dengan berbagai masalah terkait aspek ekonomi akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif terkontraksi 2,07% (c-to-c) pada tahun 2020. Pandemi COVID-19 membuat Indonesia mengalami resesi setelah mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada triwulan II dan III (Antara, 2021).
Pada tahun 2021 dan 2022, perekonomian Indonesia mengalami pemulihan disebabkan Pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam pemulihan ekonomi di Indonesia melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan membentuk 3 (tiga) kebijakan, yakni peningkatan konsumsi dalam negeri; peningkatan aktivitas dunia usaha; dan menjaga stabilitasi ekonomi dan ekpansi moneter (BEMF MIPA UNEJ, 2021). Perekonomian Indonesia tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69%, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07%. Pada periode triwulan III-2022 ekenomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen (y-on-y) terhadap triwulan III-2021 (BPS, 2022).
Pariwisata merupakan sektor unggulan yang memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi ekonomi, lingkungan alam, masyarakat lokal, dan wisatawan. Sektor pariwisata meliputi tempat rekreasi, hotel, restoran, angkutan, serta akselerasi yang mendukung pertumbuhan industri pariwisata lainnya (Utami, 2021).
Pendapatan industri pariwisata dunia pada tahun 2020 menurun drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya, disebabkan banyak negara yang menghentikan penerbangan seiring dengan kebijakan pemberlakuan lockdown pada wilayahnya. Penurunan terbesar dialami Asia sebesar 27% dibandingkan tahun 2019, yakni sebesar 225,9 miliar USD menjadi 164,7 miliar USD pada tahun 2020. Pendapatan industri pariwisata di Eropa menurun hingga 16,2%, sedangkan di Amerika Utara, penurunan pendapatan industri pariwisata menjadi yang terendah di antara Asia dan Eropa, yakni menurun 9,4% dibandingkan tahun sebelumnya (Fitriana, 2020).
Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization) mencatat bahwa sekitar 1,6 juta pekerjaan di sektor industri pariwisata pada 5 (lima) Negara Asia hilang pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19 (Kompas, 2021). Berdasarkan data World Travel and Tourism Council (WTTC) tahun 2020 dampak pandemi secara global terlihat nyata pada sektor perjalanan dan pariwisata, yakni berpotensi mengakibatkan 50 juta orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan. Diperkirakan 75 juta lapangan pekerjaan pada sektor pariwisata mengalami guncangan dan industri pariwisata berisiko kehilangan omsetnya lebih dari 2,1 triliun USD (Kamelia et al., 2022).
Pandemi Covid-19 juga berdampak langsung pada industri pariwisata di Indonesia. Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, PPKM Darurat semakin menjatuhkan industri pariwisata. Selama tahun 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya 4,02 juta kunjungan atau turun sebesar 75,03% jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 16,11 juta kunjungan (BPS, 2021), sedangkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada bulan Januari hingga Desember 2021, mencapai 1,56 juta kunjungan atau turun 61,57 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada periode yang sama tahun 2020 (BPS, 2022).
Dampak pandemi Covid-19 pada sektor pariwisata mengakibatkan para tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat sekitar 1.000.000 pekerja di sektor pariwisata menganggur akibat pandemi Covid-19. Angka itu berasal dari jumlah tenaga kerja sektor pariwisata yang susut 6,67% dari Rp14,96 juta pekerja pada tahun 2019 menjadi 13,96 juta pekerja pada tahun 2020 (CNN Indonesia, 2021).
Timbulnya tekanan ekonomi dan sosial akibat pandemi Covid-19, memicu negara yang tergabung dalam Group of Twenty (G20) agar lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi berikutnya, mengingat pandemi Covid-19 berdampak lebih dari 12 triliun USD terhadap perekonomian global, jauh lebih besar dari krisis keuangan global sebelumnya. Oleh karena itu, dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi, serta membangun ekosistem kesehatan yang disinergikan lintas-negara (Liputan6, 2022).
Negara-negara anggota G20 sepakat untuk membentuk dana pandemi (pandemic fund) bagi kepentingan pencegahan, persiapan dan respon terhadap pandemi. Pandemic fund diluncurkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada tanggal 14 November 2022. Diluncurkannya pandemic fund sebagai pilar utama di bidang kesehatan global untuk membantu dunia dalam mewujudkan arsitektur kesehatan global yang andal, inklusif, dan berkelanjutan (Sehat Negeriku, 2022).
Pandemic fund merupakan kumpulan dana yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi bersama oleh negara-negara di dunia, jika terjadi suatu pandemi lagi di masa depan. Tujuan dibentuk pandemic fund untuk pencegahan (prevention), kesiapsiagaan (preparedness), dan respon (response) dunia menghadapi pandemi di masa depan (Kemenko Perekonomian, 2022). Dana pandemi ditargetkan sebagai katalis untuk sumber dana jangka panjang bagi penanggulangan pandemi, insentif bagi negara untuk meningkatkan investasinya terhadap pandemic prevention, preparedness, and response, serta penguatan koordinasi antar organisasi internasional (Media Indonesia, 2022).
Pengumpulan dana pandemi berasal dari komitmen finansial 24 donor, baik dari negara G-20, negara non-G-20, maupun lembaga filantropi. Komitmen itu diharapkan akan terus bertambah seiring peningkatan kepercayaan dan minat global untuk berkontribusi pada dana tersebut. Dana pandemi yang dibutuhkan mencapai sebesar 31.1 miliar USD per tahun agar dapat berfungsi secara optimal dalam membiayai sistem pencegahan, persiapan, dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang (Kemenko Perekonomian, 2022), namun hingga tanggal 16 November 2022, dana pandemi hanya terkumpul sebanyak US$ 1,5 miliar atau setara Rp23,4 triliun dengan kurs Rp15.600,00 (Detik Finance, 2022) .
Mayoritas donatur merupakan anggota G20, termasuk Indonesia yang akan menyetorkan 50 juta USD atau Rp775 miliar. Daftar negara yang telah berkontribusi, yaitu Komisi Eropa, Amerika Serikat, Italia, Indonesia, Tiongkok, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Spanyol, Australia, Singapura, Norwegia, dan Selandia Baru. Selain itu, 3 (tiga) lembaga filantropi dunia juga sudah ikut menyuntikkan dananya untuk dana pandemi, yaitu Bill and Melinda Gates Foundation, Wellcome Trust, dan Rockefeller Foundation (Inilah, 2022).
Seluruh negara yang tergabung sebagai anggota Bank Dunia (World Bank) dapat mengajukan proposal permohonan penggunaan dana. Dana tersebut akan diberikan dalam bentuk hibah (grant), bukan berbentuk pinjaman. Pemberian dana akan dilakukan secara selektif, khususnya untuk negara-negara berpendapatan rendah dan negara berkembang. Hingga saat ini, sekitar 300 proposal permohonan telah diajukan (Kata Data, 2022).
Indonesia akan memanfaatkan dana pandemi untuk memperkuat jaringan kesehatan masyarakat, dengan fokus utama penguatan mekanisme surveilans dan peningkatan kapasitas sumber daya. Indonesia tengah menyusun proposal pengajuan permohonan penggunaan dana pandemi (Sehat Negeriku, 2022).
Menurut penulis, dana pandemi akan berguna bagi Indonesia jika kemandirian obat, vaksin, dan alat kesehatan merupakan produksi dalam negeri dan tidak mengandalkan impor dalam ketersediaan obat, vaksin, dan alat kesehatan tersebut, bahkan melonjaknya harga masker kesehatan di Indonesia pernah menjadi sorotan media internasional. Masker kesehatan menjadi mahal dan langka karena kesulitan memperoleh bahan baku yang diimpor dari negara lain.
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA), namun justru banyak dimanfaatkan oleh pihak lain dengan memproduksi obat-obatan untuk dijual kembali ke Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia harus mendukung pengembangan kemandirian bahan baku sediaan farmasi dalam negeri. Meskipun membutuhkan investasi besar, namun melihat pandemi yang berkepanjangan bukan tidak mungkin return yang dihasilkan juga besar karena berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product).
Akhir kata, semoga pandemi corona virus yang melanda Indonesia dan negara-negara lainnya segera berakhir.
Daftar Pustaka
Buku
Zeny et al. (2020). Kacamata Hukum: Analisis Kebijakan Masa Pandemi Covid-19. Bogor: Geupedia.
Jurnal Ilmiah
Cao et al. (2020). The Psychological Impact of the COVID-19 Epidemic on College Students in China. PMC Journal, p. 1-5.
Dsouza et al. (2020). Aggregated COVID-19 Suicide Incidences in India: Fear of COVID-19 Infection is the Prominent Causative Factor. PMC Journal, p. 1-4.
Guan et al. (2020). Clinical Characteristics of Coronavirus Disease 2019 in China. Journal of Medicine, p. 1708-1720.
Kamelia et al. (2022). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal di Kawasan Pariwisata Desa Cihanjuang Rahayu (Studi Kasus: Daya Tarik Wisata Ciwangun Indah Camp). Journal of Event, Travel, and Tour Management, Vol. 2 No. 1 p. 19-29.
Utami. (2021). Sektor Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, Vol. 4 No. 1 p. 383–389.
Laporan Penelitian
BPS. (2021). Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Januari 2021. Jakarta: BPS.
BPS. (2022). Berita Resmi Statistik. Jakarta: BPS.
BPS. (2022). Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Desember 2021. Jakarta: BPS.
Situs Internet
Andra Farm. (2022, November 26). Laporan Harian Corona (COVID-19) Dunia Hari Ini (25 November 2022). Retrieved from https://m.andrafarm.com/ _andra.php?_i=daftar-corona&noneg=250&urut=2&asc=01100000000/
Antara. (2021, Februari 07). Ekonomi Indonesia 2020 Tumbuh Minus 2,07 Persen. Retrieved from https://www.antaranews.com/infografik/1986540/ekonomi-indonesia-2020-tumbuh-minus-207-persen
Badan Litbangkes. (2022, Januari 26). Komplikasi dan Kematian Akibat Covid-19. Retrieved from https://www.litbang.kemkes.go.id/komplikasi-dan-kemati an-akibat-covid-19/
BBC News. (2020, November 06). Dampak Psikologis Akibat Pandemi Covid-19 Diduga Akan Bertahan Lama. Retrieved from https://www.bbc.com/ indonesia/vert-fut-54808663/
BBKP Tanjung Priok. (2020, Mei 13). Coronavirus Disease (Covid-19). Retrieved from http://tanjungpriok.karantina.pertanian.go.id/?coronavirus_disease_ (covid_19)&tab=tulisan&id=250/
BBPMP Jateng. (t.t.). Yuk Mengenal Virus Covid Lebih Dekat. Retrieved from https://bbpmpjateng.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-virus-covid-19-lebih-dekat/
BEMF MIPA UNEJ 2022. (2021, Mei 22). Kondisi Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19. Retrieved from https://bem.fmipa.unej.ac.id/ kastrad-beraksi2-kondisi-perekonomian-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19/
CNBC Indonesia. (2022, Maret 03). 2 Tahun Pandemi, Negara & Wilayah Ini Tetap Nol Kasus Covid. Retrieved from https://www.cnbcindonesia.com/news/ 20220303092447-4-319738/2-tahun-pandemi-negara-wilayah-ini-tetap-nol-kasus-covid/
CNN Indonesia. (2021, April 27). 1 Juta Pekerja Pariwisata Jadi Pengangguran Karena Pandemi. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/ 20210427151142-92-635429/1-juta-pekerja-pariwisata-jadi-pengangguran -karena-pandemi/
Detik Finance. (2022, November 16). Jokowi: Pandemic Fund Terkumpul Rp 23 T. Retrieved from https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6409843 /jokowi-pandemic-fund-terkumpul-rp-23-t/
DPRD DIY. (2021, Agustus 26). Dampak Besar Pandemi di Sektor Ekonomi. Retrieved from https://www.dprd-diy.go.id/dampak-besar-pandemi-di-sektor-ekonomi/
Fitriana. (2020, September). Mengulik Potensi Wisata Indonesia Pasca Pandemi. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/346463247_ Mengulik_Potensi_Wisata_Indonesia_Pasca_Pandemi/
Infeksi Emerging. (2020, Maret 06). Tanya Jawab Coronavirus Disease (Covid-19). Retrieved from https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/tanya-jawab-coronavirus-disease-covid-19-qna-update-6-maret-2020/
Inilah. (2022, November 13). Komitmen Awal 15 Negara, Dana Pandemi Capai Rp21,7 Triliun. Retrieved from https://www.inilah.com/komitmen-awal-15-negara-dana-pandemi-capai-rp217-triliun/
Kata Data. (2022, November 13). Daftar Negara yang Sumbang Dana Persiapan Pandemi, Indonesia Rp 775 M. Retrieved from https://katadata.co.id/ agustiyanti/finansial/637034b3dc121/daftar-negara-yang-sumbang-dana-persiapan-pandemi-indonesia-rp-775-m/
Kemenko Perekonomian. (2022, November 16). Siaran Pers HM.4.6/666/SET.M. EKON.3/11/2022. Retrieved from https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/ 4727/luncurkan-pandemic-fund-presidensi-g20-indonesia-dorong-preventi on-preparedness-and-response-ppr-dunia-hadapi-pandemi-di-masa-depan/
Kompas. (2020, 02 12). Ini Alasan WHO Memberi Nama Resmi Covid-19 untuk Virus. Retrieved from https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/12/ 063200865/ini-alasan-who-memberi-nama-resmi-covid-19-untuk-virus-corona?page=all/
Kompas. (2020, Agustus 02). Pandemi Virus Corona Membuat 7 Negara Ini Alami Resesi. Retrieved from https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/02/ 192700865/pandemi-virus-corona-membuat-7-negara-ini-alami-resesi? page=all/
Kompas. (2021, November 19). 5 Negara Asia Kehilangan 1,6 Juta Pekerjaan di Sektor Pariwisata Selama Covid-19. Retrieved from https://www.kompas. com/global/read/2021/11/19/103009470/5-negara-asia-kehilangan-16-juta-pekerjaan-di-sektor-pariwisata-selama?page=all/
Kompas. (2022, Oktober 10). 10 Varian Covid-19 Beserta Gejalanya, Dari Alpha Hingga Omicron. Retrieved from https://www.kompas.com/sains/read/ 2021/11/30/190300723/10-varian-covid-19-beserta-gejalanya-dari-alpha-hingga-omicron?page=all/
LIPI. (2003, April 23). Virus Baru: Coronavirus dan Penyakit SARS. Retrieved from http://lipi.go.id/berita/virus-baru-:-coronavirus-dan-penyakit-sars/176
Liputan6. (2020, November 12). Resesi Akibat Pandemi Covid-19 Hantam 92,9 Persen Negara di Dunia. Retrieved from https://www.liputan6.com/bisnis/ read/4406963/resesi-akibat-pandemi-covid-19-hantam-929-persen-negara-di-dunia/
Liputan6. (2022, November 13). Jokowi Resmikan Pandemic Fund di G20, Bantu Dunia Hadapi Pandemi. Retrieved from https://www.liputan6.com/bisnis/ read/5124228/jokowi-resmikan-pandemic-fund-di-g20-bantu-dunia-hadapi -pandemi/
Media Indonesia. (2022, November 23). Terus Bertambah, Dana Pandemi Terkumpul US$1,5 Miliar. Retrieved from https://epaper.mediaindonesia. com/detail/terus-bertambah-dana-pandemi-terkumpul-us15-miliar/
Sehat Negeriku. (2022, November 14). Langkah Konkret G20 Melalui Pandemic Fund. Retrieved from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/ 20221114/2241700/langkah-konkret-g20-melalui-pandemic-fund/
Sindo News. (2022, Juli 13). 15 Negara Asia dengan Kemungkinan Tertimpa Resesi, Nomor 1 Ditinggal Kabur Presiden. Retrieved from https://ekbis. sindonews.com/read/825585/33/15-negara-asia-dengan-kemungkinan-tertimpa-resesi-nomor-1-ditinggal-kabur-presiden-1657710466/
WHO. (t.t.). Coronavirus Disease (Covid-19). Retrieved from https://www.who. int/health-topics/coronavirus#tab=tab_3/
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik