home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2023
MENEROPONG LARANGAN EKSPOR BIJIH BAUKSIT
Balai Diklat Keuangan Pontianak
Selasa, 4 April 2023 21:20 WIB
oleh: Arfin, Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Pontianak
Keanekaragaman Sumber Daya Alam Abiotik Indonesia
Indonesia memiliki sumber daya alam non hayati yang melimpah, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia mendefinisikan sumber daya alam non hayati adalah unsur alam bukan sumber daya alam hayati yang terdapat di dasar laut dan tanah dibawahnya serta ruang air Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Sumber daya alam non hayati atau sumber daya alam abiotik dapat berupa sumber daya fosil, sumber daya mineral, sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya matahari, serta sumber daya angin (Selamat, 2020). Berikut penjelasan jenis dan contoh sumber daya alam non hayati:
Sumber daya fosil atau bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Bahan bakar fosil dibentuk oleh pembusukan atau dekomposisi secara anaerobik (tanpa bantuan oksigen) dari fosil tumbuhan dan hewan yang telah mati jutaan tahun lalu. Bahan bakar fosil termasuk jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (dalam waktu singkat) karena bahan bakar fosil terbentuk dari proses endapan dan penguraian makhluk hidup yang membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya.
Sumber daya mineral adalah semua cadangan bahan galian yang dijumpai di bumi yang berguna bagi manusia. Sumber daya alam mineral termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui karena sumber daya alam mineral tidak dapat meregenerasi secara cepat/tidak dapat diperbaharui dan jumlah sumber daya alam mineral akan selalu berkurang ketika digunakan. Klasifikasi sumber daya mineral dikelompokkan berdasarkan 2 (dua) kriteria, yaitu:
Tanah dihasilkan dari proses pelapukan fisik maupun kimiawi dari batu-batuan yang kemudian butir-butir mineralnya membentuk bagian yang padat dari tanah. Tanah merupakan campuran dari mineral, udara/gas, air, bahan organik, dan berbagai macam organisme. Jenis tanah dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu tanah lempung (clay), tanah lumpur (silt), dan tanah pasir (sand). Tanah perlu dijaga kelestariannya agar tetap bisa dijadikan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan adalah air. Air merupakan salah satu sumber alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai daya regenerasi yang selalu berada dalam sirkulasinya dari suatu siklus yang disebut siklus air/siklus hidrologi.
Matahari merupakan pusat tata surya yang menjadi sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Matahari menghasilkan 2 (dua) jenis energi, yaitu energi cahaya dan energi panas. Kedua energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberlangsungan hidup makhluk hidup. Energi sinar matahari merupakan energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan menjadi sumber energi alternatif.
Angin berasal dari perbedaan suhu bumi, yang disebabkan oleh pemanasan matahari yang tidak merata. Energi angin termasuk energi terbarukan (renewable energy).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geologis dilalui oleh 2 (dua) jalur pegunungan muda dunia, yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur, hal ini menyebabkan Indonesia memiliki sumber daya mineral yang terkandung di dalam perut bumi.
Daftar wilayah penghasil sumber daya alam mineral logam dan bukan logam, yaitu Nangroe Aceh Darussalam (perak dan emas); Sumatera Barat (belerang); Kepulauan Riau (bauksit dan timah); Riau (timah dan granit); Jambi (belerang, tembaga, dan emas); Bengkulu (perak, mangan, dan emas); Kepulauan Bangka Belitung (bauksit dan timah); Lampung (granit dan emas); Jawa Barat (marmer, emas, perak, dan belerang); Jawa Tengah (belerang, mangan, dan tembaga); DI Yogyakarta (perak, mangan, dan granit), Jawa Timur (fosfat dan marmer); Nusa Tenggara Barat (emas, perak, dan timah hitam); Nusa Tenggara Timur (mangan); Kalimantan Selatan (bijih besi, emas, dan perak); Kalimantan Utara (nikel dan belerang); Kalimantan Barat (intan, alumunium, dan nikel); Kalimantan Timur (emas dan perak); Gorontalo (emas, perak, dan tembaga); Sulawesi Utara (perak, gipsum, dan emas); Sulawesi Tenggara (nikel); Sulawesi Tengah (bijih besi dan emas); Sulawesi Barat (timah hitam dan gipsum); Sulawesi Selatan (nikel, perak, dan tembaga); Maluku (nikel dan emas); Maluku Utara (tembaga dan nikel); Papua (emas dan alumunium); dan Papua Barat (emas dan alumunium) (Adjar, 2022).
Sumber Daya dan Cadangan Bauksit Indonesia
Bauksit pertama kali ditemukan oleh seorang geolog bernama Pierre Berthier berkebangsaan Perancis tahun 1821 di Desa Les Baux. Kemudian pada tahun 1961, Henri Sainte-Claire Deville seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis memberikan sebutan mineral tersebut dengan nama bauksit, sesuai dengan lokasi penemuannya untuk pertama kali, sedangkan di Indonesia bauksit pertama kali ditemukan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau tahun 1924 (Supriadi et al., 2016).
Bauksit (bauxite) adalah bijih utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al (OH)3, boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit, dan sejumlah kecil anatase Tio2. Bentuk bauksit seperti tanah liat yang kadang-kadang berstruktur pisolitik. Perawakannya seperti kristal yang terdiri atas mineral berbutir (Wikipedia, 2023).
Gambar 1
Bauksit
Sumber: GNFI (2022)
Bauksit terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk, erat kaitannya dengan penyebaran nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone, dan phonolite. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Aluminium (Al) nisbi tinggi, kadar besi (Fe) rendah dan kadar kuarsa (SiO 2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali (Ramachandra, 1996).
Bauksit dikenal sebagai bahan dasar dalam pembuatan aluminium, bahan pembuatan kemasan makanan, bahan abrasif, bahan penutup retakan, bahan pembuatan tinta print dan fotokopi, bahan baku pembuatan besi dan baja, dan bahan pembuatan keramik, dan bahan pembuatan pita kaset rekaman. Bauksit juga menjadi salah satu material untuk membuat pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (Orami, 2022).
Produksi bauksit Indonesia sebesar 4,3% dari total produksi dunia. Berdasarkan data Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2021 bahwa Indonesia memiliki total produksi bauksit 18 juta ton atau 4,6% dari total produksi dunia sebesar 390 ton, sedangkan total cadangan bauksit mencapai 1,2 miliar ton atau 4% dari total cadangan dunia sebanyak 30,3 miliar ton (CNN Indonesia, 2022).
Cadangan bauksit Indonesia dapat bertahan untuk 100 tahun ke depan. Besarnya cadangan tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara pemilik cadangan bauksit terbesar keenam di dunia (CNN Indonesia, 2022). Indonesia memiliki potensi sumber daya dan cadangan mineral bauksit yang relatif besar di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Jawa (gambar 2). Cadangan bauksit di Pulau Bintan khususnya di daerah Kijang hanya tersisa beberapa juta ton lagi karena sudah ditambang sejak tahun 1935 ( Munandar et al, 2018). Sebanyak 66,77% cadangan bauksit nasional berada di Provinsi Kalimantan Barat. Daerah penghasil bauksit di Kalimantan Barat yaitu Sanggau, Bengkayang, Landak, Ketapang, dan Sintang. Lokasi cadangan bauksit di Kalimantan Barat yaitu Sei Raya, Mempawah, Mempawah Hulu, Balai Berkuak, Kendawangan, Sandai, Simpang Dua, Tanah Merah, Air Upas, Munggu Pasir, Pantas, Taraju, Gunung Tuba, Tayan Menukung, Subah, dan Senaning (Detik, 2021).
Gambar 2
Sumber: ESDM (2020)
Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Bauksit
Mulai Juni 2023, Pemerintah Indonesia resmi melarang kegiatan ekspor bijih bauksit dan mendorong pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri. Larangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara jo. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri dan Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Adapun bahan pertimbangan pemerintah melarang ekspor bahan mineral mentah bauksit untuk meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi dalam negeri; meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru; meningkatkan penerimaan devisa; dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di Indonesia (CNN Indonesia, 2022).
Kebijakan (belied) larangan ekspor bijih bauksit bertujuan agar negara dapat mengembangkan nilai tambah melalui pembangunan hilirisasi atau pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri (Kemenko Perekonomian, 2020). Melalui hilirisasi industri, komoditas yang diekspor nantinya tidak lagi berupa bahan baku, tetapi sudah dalam bentuk produk turunan atau barang jadi. Bijih bauksit diolah di dalam negeri menjadi alumina, maka nilai tambah yang dihasilkan akan meningkat jika dibandingkan dengan bauksit yang diekspor dalam bentuk bahan mentah. Sebagai contoh, harga bijih bauksit sebanyak 6 ton sekitar USD 3,85 per ton (nilai penjualan USD 23,1) menghasilkan metallurgical grade bauxite (MGB) sebanyak 3 ton yang harganya USD 38 per ton (nilai penjualan USD 114). Dari 3 ton MGB tersebut jika diolah maka menghasilkan Smelter Grade Alumina (SGA) sebanyak 1 ton yang nilainya USD 325 per ton (Kemenperin, 2016).
Selain harus mempersiapkan industri hilirisasi secara optimal, potensi pelanggaran hukum perdagangan internasional juga patut diwaspadai, mengingat Indonesia merupakan negara anggota World Trade Organization (WTO). Kebijakan larangan ekspor bijih bauksit akan menuai perlawanan dari negara-negara importir yang berujung gugatan di organisasi perdagangan dunia (WTO). Berkaca dari kasus UNI Eropa menggugat Indonesia ke WTO terkait larangan ekspor bijih nikel yang mulai berlaku 1 Januari 2020. WTO menolak pembelaan Indonesia atas pemberlakukan larangan ekspor nikel tersebut. Panel menyimpulkan bahwa larangan ekspor bijih nikel Indonesia bertentangan dengan Pasal XI:1 GATT 1994, sehingga Indonesia diminta membatalkan larangan ekspor bijih nikel. Keputusan tersebut tertuang dalam laporan final panel WTO tertanggal 17 Oktober 2022 dan didokumentasikan pada 30 November 2022.
Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan berbagai macam argumentasi yang kuat agar dapat meyakinkan Majelis Panel WTO bahwa kebijakan pelarangan ekspor bahan mineral mentah bauksit merupakan kebijakan yang harus diambil dalam rangka mengamankan perekonomian nasional dan justru dapat berkontribusi bagi perdagangan komoditas mineral di dunia.
Pembangunan Smelter Bauksit
Bauksit sebagai kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan (nonrenewable resource). Oleh karena itu, pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat secara berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.
Mineral bauksit dikuasai oleh negara dan harus memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan daerah guna mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Peningkatan nilai tambah mineral dalam kegiatan usaha pertambangan, harus dilakukan melalui pengolahan dan pemurnian untuk komoditas tambang mineral logam, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 102 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Kegiatan pengolahan dan pemurnian tersebut dilakukan dengan menggunakan fasilitas bernama smelter. Smelter (smelting) adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir.
Cara kerja smelter dengan melakukan reduksi bijih berupa hidrogen, logam aktif, dan sebagainya. Cara kerja alat ini bergantung pada jenis logam yang masuk ke dalam alat. Semakin rendah kandungan keaktifannya maka semakin mudah proses peleburan, sedangkan semakin tinggi tingkat keaktifannya maka semakin sulit proses peleburannya.
Empat pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) telah selesai dibangun dan sudah beroperasi, sementara itu 8 (delapan) smelter masih dalam proses penyelesaian pembangunan dengan perkembangan proyek di kisaran 30% hingga 99%. Smelter bauksit yang telah selesai dibangun dan beroperasi adalah PT Indonesia Chemical Alumina, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (ekspansi), dan PT Bintan Alumina Indonesia (CNN Indonesia, 2022), sedangkan 8 (delapan) smelter bauksit yang masih dalam tahap konstruksi, yaitu PT WHWAR (Ekspansi) di Ketapang (progres 92,78%); PT Dinamika Sejahtera Mandiri di Sanggau (progres 45,79%); PT Laman Mining di Ketapang (progres 32,39%); PT Kalbar Bumi Perkasa di Sanggau (progres 37,25%); PT Parenggean Makmur Sejahtera di Kotawaringin Timur (progress 48,77%); PT Persada Pratama Cemerlang Sanggau (progres 48,69%); PT Quality Sukses Sejahtera di Pontianak (progres 43,10%); dan PT Sumber Bumi Marau di Ketapang (progres 50,05%).
PT Well Harvest Winning (PT WHW) merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan dan pemurnian alumina membangun smelter di Dusun Sungai Tengar, Desa Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. PT WHW merupakan Smelter Grade Alumina (SGA) refinery pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 2 juta ton alumina per tahun. Smelter Ketapang dibangun di lahan seluas 1520 Ha dengan investasi mencapai senilai USD 1 miliar. PT WHW juga memiliki sejumlah fasilitas penunjang berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap, terminal khusus kegiatan bongkar muat berstandar internasional, dan komplek hunian karyawan berkapasitas ribuan orang (WHW, 2023). Keberadaan PT WHW telah mensejahterakan dan memberdayakan putra dan putri Kalimantan Barat lebih dari 2.200 orang dari total karyawan 2.286 orang, serta berkontribusi pada penerimaan negara sebesar Rp 367 miliar pada tahun 2018 hingga tahun 2019 (WHW, 2019).
PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) membangun Smelter Grade Alumina Refinery di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat dengan nilai investasi USD 831,5 juta atau sekitar Rp13 trilun sempat tertunda selama 16 bulan disebabkan dalam penanganan proyek engineering, procurement, and construction (EPC) terjadi perselisihan antara China Aluminium International Engineering Corporation dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) selaku kontraktor. Progres pembangunan telah mencapai lebih dari 18% pada awal Desember 2022. Pemerintah bersama perusahaan sepakat untuk menargetkan smelter beroperasi penuh pada 2024 (Kata Data, 2022).
Kebijakan pelarangan ekspor bijih bauksit ke luar negeri akan mulai diberlakukan mulai Juni 2023, walaupun 8 (delapan) smelter masih dalam tahap konstruksi. Hingga saat ini, Indonesia hanya memiliki 4 (empat) fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit yang sudah beroperasi di Indonesia dengan kapasitas serap bijih bauksit berada di angka 13,88 juta ton (Bisnis, 2023). Hal ini menyebabkan para pelaku usaha menyesuaikan rencana produksi perusahaan sesuai dengan kapasitas smelter. Volume rata-rata produksi secara tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) sebanyak 50 juta ton per tahun dari total 16 perusahaan pertambangan bauksit, diprediksi hanya bisa terealisasi 31 juta ton pada tahun 2023. Sebanyak 19 juta ton bauksit mentah tidak terserap akibat keterbatasan fasilitas smelter (Kompas, 2022).
Dalam jangka pendek, larangan ekspor bijih bauksit akan menurunkan pendapatan ekspor, tetapi dalam jangka panjang, seiring meningkatnya nilai tambah dari hasil hilirisasi dan produk turunan bauksit, maka pendapatan nasional akan meningkat.
Kapasitas hilirisasi memang masih belum memadai, namun kebijakan larangan ekspor bijih bauksit akan memaksa pengusaha untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian bauksit, baik dilakukan oleh setiap perusahaan maupun kosorsium perusahaan dan joint venture dengan investor smelter. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan insentif fiskal berupa tax holiday, tax allowances, dan bebas pajak impor untuk peralatan smelter.
Daftar Pustaka
Buku
Munandar et al. (2018). Industri Pertambangan di Indonesia. Bogor: Bypass.
Selamat. (2020). Hukum Sumber Daya Alam Indonesia. Malang: Setara Press.
Supriadi et al. (2016). Dampak Hilirisasi Bauksit Terhadap Perekonomian Regional Provinsi Kalimantan Barat. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Jurnal
Ramachandra. (1996). The Effect of Pretreatment on Magnetic Separation of Ferruginous Minerals in Bauxite. Journal Magnetic and Electrical Separation. Vol.8, Vol. 8 p.115-123.
Situs Internet
Adjar. (2022, Januari 14). Daftar Sumber Daya Tambang di Seluruh Provinsi di Indonesia. Retrieved from https://adjar.grid.id/read/543093690/daftar-sumber-daya-tambang-di-seluruh-provinsi-di-indonesia?page=all
Bisnis. (2023, Januari 30). Ekspor Bauksit Mau Disetop, Kapasitas Smelter Baru Capai 13,88 Juta Ton. Retrieved from https://ekonomi.bisnis.com/read/ 20230130/44/1623098/ekspor-bauksit-mau-disetop-kapasitas-smelter-baru-capai-1388-juta-ton
CNBC Indonesia. (2023, Maret 17). Kacau Nih! Smelter Bauksit Banyak yang Masih Tanah Kosong. Retrieved from https://www.cnbcindonesia.com/ news/20230317135104-4-422605/kacau-nih-smelter-bauksit-banyak-yang-masih-tanah-kosong
CNN Indonesia. (2022, Desember 22). Alasan Indonesia Setop Ekspor Bauksit. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221221201445 -85-890483/alasan-indonesia-setop-ekspor-bauksit
CNN Indonesia. (2022, Desember 24). ESDM Mau Proyek Smelter Rampung Sebelum Larangan Ekspor Bauksit Mulai. Retrieved from https://www. cnnindonesia.com/ekonomi/20221223174513-85-891366/esdm-mau-proyek-smelter-rampung-sebelum-larangan-ekspor-bauksit-mulai
CNN Indonesia. (2022, Desember 21). Indonesia Punya 1,2 Miliar Ton Cadangan Bauksit, Terbesar ke-6 Dunia. Retrieved from https://www.cnnindonesia. com/ekonomi/20221221185816-85-890466/indonesia-punya-12-miliar-ton-cadangan-bauksit-terbesar-ke-6-dunia
Data Boks. (2023, Maret 2). Daftar Negara Produsen Nikel Terbesar di Dunia (2022). Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/ 03/02/deretan-negara-penghasil-nikel-terbesar-di-dunia-pada-2022-indonesia-nomor-satu
Data Boks. (2023, Januari 6). Negara Penghasil Batu Bara Terbesar di Dunia (2022). Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/ 2023/01/06/ini-negara-penghasil-batu-bara-terbesar-2022
Data Indonesia. (2022, Oktober 17). 8 Negara Eksportir Utama LNG pada 2021, Indonesia Salah Satunya. Retrieved from https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/8-negara-eksportir-utama-lng-pada-2021-indonesia-salah-satunya
Data Indonesia. (2023, Februari 16). Daftar Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia pada 2022. Retrieved from https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/daftar-negara-penghasil-emas-terbesar-di-dunia-pada-2022
Data Indonesia. (2023, Februari 17). Produksi Bauksit Indonesia Terbesar Kelima di Dunia pada 2022. Retrieved from https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/produksi-bauksit-indonesia-terbesar-kelima-di-dunia-pada-2022
Detik. (2021, Juni 24). Daerah Penghasil Bauksit di Indonesia: Kepri Hingga Kalimantan Barat. Retrieved from https://www.detik.com/edu/detikpedia/ d-5618928/daerah-penghasil-bauksit-di-indonesia-kepri-hingga-kalimantan-barat
Fortune Indonesia. (2023, Frebruari 13). Jumlah Smelter di Indonesia per Akhir 2022. Retrieved from https://www.fortuneidn.com/news/friana/jumlah-smelter-di-indonesia-per-akhir-2022
Kabar24. (2022, September 17). Ini 5 Negara Penghasil Timah Terbesar di Dunia, Ada Indonesia. Retrieved from https://kabar24.bisnis.com/read/ 20220917/79/1578453/ini-5-negara-penghasil-timah-terbesar-di-dunia-ada-indonesia
Kata Data. (2022, Desember 26). Proyek Smelter Bauksit Mempawah Diteruskan Usai Mangkrak 16 Bulan. Retrieved from https://katadata.co.id/aryowidhy wicaksono/berita/63a983fde321f/proyek-smelter-bauksit-mempawah-diteruskan-usai-mangkrak-16-bulan
Kemenko Perekonomian. (2020, Januari 30). Peninjauan KEK Galang Batang, Bintan: Pemerintah Dorong Kenaikan Nilai Tambah Bauksit Jadi Alumina. Retrieved from https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/104/ peninjauan-kek-galang-batang-bintan-pemerintah-dorong-kenaikan-nilai-tambah-bauksit-jadi-alumina
Kemenperin. (2016, April 22). Pacu Industri Pengolahan Bauksit. Retrieved from https://kemenperin.go.id/artikel/15072/Pacu-Industri-Pengolahan-Bauksit
Kompas. (2022, Desember 21). Imbas Larangan Ekspor, Produksi Bauksit 2023 Diproyeksi Anjlok 38%. Retrieved from https://www.kompas.tv/article/ 360666/indonesia-resmi-larang-ekspor-bauksit-mentah-mulai-juni-2023-media-asing-langsung-ramai-beritakan
Kompas. (2023, Februari 10). Pembangunan Smelter di Kalbar Berjalan Cepat, Komisi VII DPR Berikan Apresiasi kepada PT BAI. Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2023/02/10/20420211/pembangunan-smelter-di-kalbar-berjalan-cepat-komisi-vii-dpr-berikan
Orami. (2022, Mei 28). 8 Manfaat Bauksit dalam Kehidupan Manusia, Salah Satunya Jadi Bahan Baku Aluminium. Retrieved from https://www.orami. co.id/magazine/manfaat-bauksit
WHW. (2019, Sepetmber 17). Well Harvest Winning Berkontribusi ke Penerimaan Negara Capai Rp 367 Miliar. Retrieved from https://www. whwalumina.com/en/Presrel2.html
WHW. (2023). Alumina. Retrieved from https://www.whwalumina.com/ alumina. php
Wikipedia. (2023, Januari 26 ). Bauksit. Retrieved from https://id.wikipedia.org/ wiki/Bauksit
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik