home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2023
KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Balai Diklat Keuangan Pontianak
Selasa, 18 Juli 2023 13:46 WIB
(Oleh: Arfin, Widyaiswara BDK Pontianak)
Manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, karena di dalam makanan terkandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Bola, 2021). Pemenuhan kebutuhan pangan sangat penting dalam menentukan kualitas dari sumber daya manusia suatu wilayah maupun negara.
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam Pasal 27 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan; keterjangkauan; dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang.
Provinsi Kalimantan Barat memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan, namun kerawanan pangan masih menjadi persoalan yang seakan tidak ada solusi efektif untuk mengatasinya. Berdasarkan hasil analisa Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Kalimantan Barat tahun 2021, secara komposit menunjukkan bahwa masih terdapat 33 kecamatan (18,97%) dari 174 kecamatan dan 599 desa (29,49%) dari 2.031 desa yang berada dalam prioritas 1-3, atau dikategorikan dalam kondisi sangat rentan, rentan, dan agak rentan (Antara Kalbar, 2022).
Perubahan iklim seperti hujan lebat, kekeringan, gelombang panas, dan badai tropis menjadi penyebab utama dari kerawanan pangan global (Antara Kalbar, 2022). Kondisi rawan pangan juga dapat disebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian, serta konsumsi pangan yang hanya bertumpu pada salah satu jenis bahan pangan.
Isu kerawanan pangan selalu ditempatkan sebagai isu strategis dan prioritas yang dibahas di berbagai pertemuan, baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan nasional.
Kerawanan pangan dan kemiskinan merupakan satu paket masalah yang selalu dihadapi oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kemiskinan dan kerawanan pangan merupakan fenomena sosial yang saling terkait dan memiliki hubungan sebab akibat. Kondisi miskin dapat menyebabkan seseorang menjadi rawan pangan atau tidak memiliki ketahanan pangan (Dianati, et al, 2014). Menurut teori Hukum Engel, persentase pendapatan yang dialokasikan untuk pembelian makanan menurun ketika pendapatan rumah tangga meningkat. Semakin miskin suatu kelompok, semakin besar persentase anggaran mereka untuk makanan (Investopedia, 2023).
Komoditi makanan memberikan andil yang cukup besar dalam pembentukan garis kemiskinan di Kalimantan Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Garis Kemiskinan Makanan (GKM) di Provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp421,14 ribu per kapita per bulan pada tahun 2022. GKM Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan Rp23.578 dibandingkan semester sebelumnya tercatat Rp397,56 ribu per kapita per bulan. Dua komoditi makanan yang berpengaruh paling besar adalah beras sebesar 21,29% dan rokok sebesar 14,44%. (Databoks, 2023).
Ketahanan pangan merupakan faktor kunci bagi pengurangan penduduk miskin, sehingga penguatan ketahanan pangan akan berdampak secara signifikan terhadap penurunan kemiskinan. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah serius guna mengentaskan kemiskinan dan kerawanan pangan melalui Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang memuat 17 (tujuh belas) tujuan dan sasaran global tahun 2030, antara lain tanpa kemiskinan (no poverty) dan tanpa kelaparan (zero hunger). Program tanpa kemiskinan bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun (end poverty in all its forms everywehre) (Kompas, 2023), sedangkan program tanpa kelaparan bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi, dan memajukan pertanian yang berkelanjutan (SDGC UB, 2023).
Target dan indikator tercapainya tanpa kemiskinan dan tanpa kelaparan di Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Tanpa Kemiskinan
Sumber: Situpen (2023)
Tabel 2
Tanpa Kelaparan
Pengentasan kemiskinan dan mendukung ketahanan pangan merupakan bagian dari komitmen bangsa Indonesia. Pengentasan kemiskinan bukan hanya sekedar mencatat berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Strategi pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif dan konsisten dalam berbagai dimensi, yakni dimensi sosial, budaya, sosial politik, lingkungan, kesehatan, pendidikan, agama, dan budi pekerti.
Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas perkebunan sawit 2.039.203 Ha pada tahun 2022, yang menempatkan Kalimantan Barat menduduki peringkat ketiga sebagai perkebunan sawit terbesar di Indonesia, di bawah Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Utara (Untan, 2022).
Faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan sawah, meliputi ynmjaitu faktor ekonomi (harga, pendapatan, dan jaminan pasar); faktor sosial (pengetahuan dan pengalaman usaha tani); faktor teknis (infrastruktur dan pabrik pengolahan); dan faktor politik (kebijakan perusahaan) (Rizal, 2018).
Luas lahan pertanian di Kabupaten Kayong Utara (KKU) semakin berkurang setiap tahunnya akibat alih fungsi lahan yang dilakukan secara masif. Awalnya luas lahan pertanian di KKU pada tahun 2019 seluas 12.593 hektare, namun setelah dilakukan identifikasi hanya tersisa 8.161,45 hektare (Antara Kalbar, 2023). Tingginya laju alih fungsi lahan sawah, secara mikro mengakibatkan petani yang semula mengusahakan tanaman pangan dan dapat memenuhi sendiri ketersediaan pangan (beras) bagi rumah tangganya menjadi tidak memiliki beras dan harus membeli, sedangkan dampak secara makro yaitu ketersediaan pangan yang berkurang dan berakibat pada berkurangnya ketahanan pangan secara nasional (Afandi, 2011).
Selain luas lahan pertanian semakin berkurang, lahan pertanian seluas 205.549 hektare di Kalimantan Barat sebagian besar di dominasi lahan sawah tadah hujan, sehingga produktivitas padi masih sangat rendah, yakni 31,38 ku/ha (Cybex, 2022). Sistem pertanian tadah hujan merupakan suatu sistem pertanian yang memanfaatkan air hujan sebagai penyuplai utama pasokan air untuk lahan pertanian (Cybex, 2019). Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat mencanangkan petani bisa panen padi sebanyak 4 (empat) kali setahun untuk menjadikan daerah itu terus menjadi lumbung padi (Antara Kalbar, 2020).
Menurut penulis, tantangan terberat yang perlu segera diselesaikan yaitu tidak berlangsung dinamisnya alih generasi petani, di mana pemuda desa yang berpendidikan memadai semakin tidak tertarik akan pertanian. Jika terus berlanjut, bukan tidak mungkin pada tahun 2040 akan terjadi krisis pangan, sebab banyak lahan pertanian yang tidak digarap.
Di Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras, karena beras merupakan makanan pokok yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia, walaupun beberapa wilayah di Indonesia mengonsumsi kentang, labu kuning, pisang, singkong, ubi jalar, sagu, kimpul, talas, gadung, sukun, dan gambili sebagai makanan pokok.
Pergeseran pola pangan pada masyarakat Papua, Madura, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi yang sebelumnya mendukung konsumsi pangan lokal bergeser pada konsumsi primer, sehingga melahirkan ketergantungan masyarakat terhadap beras menjadi sangat dominan. Tingginya tingkat ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama menjadikan Indonesia cukup rentan dalam kedaulatan pangan, karena bergantung hanya kepada satu bahan pangan pokok dan juga produk impor dari luar negeri yang sangat terpengaruh oleh kebijakan dan intervensi negara lain (Media Indonesia, 2020).
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus memaksimalkan upaya peningkatan status ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan. Program diversifikasi pangan bertujuan untuk menggali dan meningkatkan penyediaan berbagai komoditas pangan, sehingga terjadi penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat agar masyarakat memperoleh nutrisi dengan nilai gizi yang lebih beragam serta seimbang (Wikipedia, 2023). Diversifikasi pangan difokuskan kepada 6 (enam) pangan lokal sumber karbohidrat non-beras, yaitu ubi kayu, singkong, jagung, sagu, pisang, kentang, dan sorgum (Neurafarm, 2021).
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan Kalimantan Barat menyelenggarakan gerakan diversifikasi pangan lokal untuk mengedukasi, mensosialisasikan, dan mempromosikan pangan lokal kepada masyarakat melalui seminar, webinar, dan penyuluhan (Antara Kalbar, 2021).
Penulis menilai program diversifikasi pangan yang diupayakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengalami stagnansi dan tidak berhasil untuk mengangkat citra pangan lokal. Ketergantungan masyarakat Kalimantan Barat terhadap beras masih tinggi bahkan di atas rata-rata nasional. Tingkat konsumsi beras di Kalimantan Barat dalam setahun mencapai 529.050 ton (Republika, 2022).
Menurut penulis, kendala yang menyebabkan terhambatnya diversifikasi pangan antara lain:
Daftar Pustaka
Jurnal
Afandi. (2011). Analisis Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Jawa Barat. Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. VIII No. 2 p. 232-242.
Dianati, et al. (2014). Pemodelan Kerawanan Pangan dan Kemiskinan dengan Geographically Weighted Multivariat Linier Model di Kabupaten Sampang. Jurnal Natural B, Vol. 2 No. 3 p. 235-241.
Mochtar. (2014). Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO3 dan Pozolan. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 21 No. 1 p. 57-64.
Sawiyo dan Djaenudin. (2000). Potensi Lahan Rawa di Daerah Kapuas Murung dan Kapuas Barat untuk Pengembangan Pertanian. Jurnal Badan Litbang Pertanian. Vol. 19 No. 1 p. 9-16.
Karya Ilmiah
Rizal. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Padi Beralih ke Perkebunan Kelapa Sawit. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Internet
Agrofarm. (2023, Mei 23). Skor Indeks Ketahanan Pangan Indonesia di Peringkat ke-63 dari 113 Negara. Retrieved from https://www.agrofarm.co.id/2023/ 05/skor-indeks-ketahanan-pangan-indonesia-di-peringkat-ke-63-dari-113-negara/
Antara Kalbar. (2020, Juli 8). Kalbar Canangkan Panen Padi Empat Kali Setahun. Retrieved from https://kalbar.antaranews.com/berita/426882/ kalbar-canangkan-panen-padi-empat-kali-setahun/
Antara Kalbar. (2021, Agustus 25). Pemprov Kalbar Gencarkan Diversifikasi Berbasis Sumber Daya Pangan Lokal. Retrieved from https://kalbar. antaranews.com/berita/483590/pemprov-kalbar-gencarkan-diversifikasi-berbasis-sumber-daya-pangan-lokal/
Antara Kalbar. (2022, Februari 2022). Pemprov Kalbar Maksimalkan Pemanfaatan FSVA untuk Peningkatan IPM dan Penurunan Stunting. Retrieved from https://kalbar.antaranews.com/berita/504337/pemprov-kalbar-maksimalkan-pemanfaatan-fsva-untuk-peningkatan-ipm-dan-penu-runan-stunting/
Antara Kalbar. (2022, Mei 16). Perubahan Iklim Jadi Tantangan Pengembangan Sektor Pertanian di Kalbar. Retrieved from https://kalbar.antaranews.com/ berita/512765/perubahan-iklim-jadi-tantangan-pengembangan-sektor-per- tanian-di-kalbar/
Antara Kalbar. (2023, Februari 20). Lahan Pertanian di KKU Terus Berkurang, Dikhawatirkan Terjadi Krisis Pangan. Retrieved from https://kalbar. antaranews.com/berita/536481/lahan-pertanian-di-kku-terus-berkurang-dikhawatirkan-terjadi-krisis-pangan/
Bola. (2021, November 3). Jenis-jenis Zat Makanan, Lengkap Beserta Penjelasannya. Retrieved from https://www.bola.com/ragam/read/ 4700859/jenis-jenis-zat-makanan-lengkap-beserta-penjelasannya#google_ vignette/
Bulog. (2014). Pengertian Ketahanan Pangan. Retrieved from https://www.bulog. co.id/beraspangan/ketahanan-pangan/
CNN Indonesia. (2023, Juni 21). 74 Kabupaten dan Kota di Indonesia Rentan Rawan Pangan. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/ 20230621123836-92-964691/74-kabupaten-dan-kota-di-indonesia-rentan-rawan-pangan/
Cybex. (2019, November 5). Mengenal Apa Itu Pertanian Tadah Hujan dan Tahapannya. Retrieved from http://http://cybex.pertanian.go.id/mobile/ artikel/79692/Mengenal-Apa-Itu-Pertanian-Tadah-Hujan-dan-Tahapannya/ pertanian.go.id/mobile/artikel/79692/Mengenal-Apa-Itu-Pertanian-Tadah-Hujan-dan-Tahapannya/
Cybex. (2022, Juli 25). Teknologi Budaya Padi Green Super Rice di Lahan Tadah Hujan Kalimantan Barat. Retrieved from http://cybex.pertanian.go.id/ mobile/artikel/99045/Teknologi-Budidaya-Padi-Green-Super-Rice-Di-Lahan-Tadah-Hujan-Kalimantan-Barat/
Data Indonesia. (2022, Oktober 18). Luas Lahan Gambut Indonesia Sebesar 13,43 Juta Hektare. Retrieved from https://dataindonesia.id/agribisnis-kehutanan/detail/luas-lahan-gambut-indonesia-sebesar-1343-juta-hektare/
Databoks. (2023, Juni 16). September 2022, Garis Kemiskinan di Kalimantan Barat Rp.421,14 Ribu per Kapita per Bulan. Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/13/september-2022-garis-kemiskinan-di-kalimantan-barat-rp-421-14-ribu-per-kapita-per-bulan
Diskominfo Provinsi Kalbar. (2023). Gambaran Umum Aspek Geografis Kalimantan Barat. Retrieved from https://ppid.kalbarprov.go.id/?public= profil-daerah/
Econusa. (2021, Desember 21). Mengenal Lahan Gambut dan Manfaatnya Bagi Lingkungan. Retrieved from https://econusa.id/id/ecodefender/mengenal-lahan-gambut-dan-manfaatnya-bagi-lingkungan/
Investopedia. (2023, Juli 11). Hukum Engel, Kurva, dan Koefisien Dijelaskan. Retrieved from https://www-investopedia-com.translate.goog/terms/e/ engels-law.asp?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc/
Kompas. (2023, Mei 5). Mengenal Tujuan 1 SDGs: Tanpa Kemiskinan. Retrieved from https://lestari.kompas.com/read/2023/05/05/113000486/mengenal-tujuan-1-sdgs-tanpa-kemiskinan/
Media Indonesia. (2020, Agustus 21). Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan. Retrieved from https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/ 2095-diversifikasi-untuk-ketahanan-pangan/
Neurafarm. (2021, Februari 5). Diversifikasi Pangan Lokal: Upaya Untuk Memperkuat Ketahanan Pangan. Retrieved from https://www.neurafarm. com/blog/News/Kebijakan%20Pertanian/diversifikasi-pangan-lokal-upaya -untuk-memperkuat-ketahanan-pangan/
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas). (t.t.). Retrieved from https://fsva.badanpangan.go.id/
Republika. (2022, Mei 12). Produksi Padi di Kalbar Capai 810.416 Ton GKG. Retrieved from https://news.republika.co.id/berita/rbrxk1457/produksi-padi-di-kalbar-capai-810416-ton-gkg/
SDGC UB. (2023). Tujuan 2: Tanpa Kelaparan. Retrieved from https:// sdgs.ub.ac.id/inacol-sdgs/17-goals-bappenas/sdgs-2-tanpa-kelaparan/
Situpen. (2023). Tanpa Kemiskinan. Retrieved from https://tpb.kalbarprov. go.id/sdgs/rad/
Untan. (2022, November 22). Sistem Integrasi Kelapa Sawit dan Sapi (SISKA) untuk Mengakselerasi Kebutuhan Daging di Kalimantan Barat. Retrieved from https://untan.ac.id/sistem-integrasi-kelapa-sawit-dan-sapi-siska-untuk-mengakselerasi-kebutuhan-daging-di-kalimantan-barat/
Wikipedia. (2023, Februari 2). Diversifikasi Pangan. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Diversifikasi_pangan/
Wikipedia. (2023, Juni 30). Hukum Engel. Retrieved from https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Engel's_law?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc/
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik