home
Berita
Pengumuman
Artikel
Video
Sub Menu 1
Sub Menu 2
Sub Menu 3
Sub Menu 4
Sub Menu 5
Membuat Layout Slide (Bagian Satu)
Balai Diklat Keuangan Denpasar
Kamis, 24 Januari 2019 02:42 WIB
TEMPLATE PERLUKAH ? (DE JA VU)Seringkali saya ditanya “Apakah Anda memiliki template PowerPoint yang keren? Boleh ngopy dong!" Atau pertanyaan lainnya "Bikinin template yang keren dong buat Gue?" Begitulah banyak orang merasa begitu pentingnya sebuah template dalam merancang atau mendesain slide presentasi. Sebagian besar presenter memberi bobot besar tentang pentingnya template, dan kemudian sim-salabim berharap slide yang akan dihasilkan langsung keren. Sayangnya, tidak sesederhana dan semudah itu. Seringkali, desain yang rapi (slick) tidak selalu dapat dirasakan sebagai desain yang keren.
Peran template sudah kadung menjadikan siapa saja menjadi ahli desain secara instan. Halaman kosong dengan bullet points tampak agak kosong melompong tanpa ornamen, dan template PowerPoint secara ajaib dapat diandalkan untuk mempercantik halaman kosong tersebut menjadi artistic, bahkan ketika konten belum diketik. Elemen grafis ini akan muncul secara konsisten dari satu halaman ke halaman berikutnya.
Kita dapat bayangkan template yang umum kita gunakan. Background-bar horizontal lebar memanjang di bagian atas untuk judul slide, dan satu lagi di bagian bawah, lebih greng lagi dengan tekstur, shadow, refleksi dan gradasi warna yang terlihat canggih.Logo perusahaan yang ukurannya lumayan besardan mencolok ditampilkan pada setiap slide, kadang-kadang dapat ditampilkan sebagai watermark yang lembut sebagai background setiap slide. Masih kurang? Tanda copy-right si empunya slide boleh juga ditulis di pojok kiri bawah dan nomor halaman pada kanan bawah, lengkap sekali.Bahkan sebelum kita memulai proses mendesain, belum “ngapa-ngapain” (mengisi konten), halaman slide sudah penuh dengan elemen-elemen yang menghabiskan ruang di setiap slide Anda. Dalam dunia desain ruang adalah sesuatu yang paling berharga, tetapi dengan template, tampilan slide sudah berantakan, bahkan sebelum kita menyentuhnya.
Kalau saya boleh menyarankan, jangan takut dengan sesuatu yang kosong, karena halaman kosong, apakah terang atau gelap, merupakan template yang paling bagus. Ruang kosong ini adalah kanvas kita, dengan ruang polos kita dapat memulai (misalnya) dengan mengisinya menggunakan warna-warna korporat perusahaan kita untuk memunculkan graphic-style dari organisasi kita. Dengan menggunakan warna korporat, slide kita sudah akan cukup dikenal dan diterima tanpa harus menggunakan logo atau teks yang berulang-ulang membuat eneg setiap halaman silde kita.Bagaimana dengan copyright atau identitas perusahaan? Seringkali pada beberapa perusahaan sudah membuat aturan yang kaku, misalnya bahwa hak cipta slide atau identitas perusahaan harus selalu ditulis dalam setiap slide. Okelah kalau begitu, kita dapat membuat dua jenis slide presentasi, satu desain slide untuk presentasi (tanpa foot-note copy right/identitas perusahaan) dan satu desain lainnya untuk keperluan pencetakan atau ketika harus di-copy atau di-email kepada pihak-pihak terkait. Jika tetap tidak diperkenankan, kita dapat mengakali-nya dengan memilih font kecil dan warnanya dibuat tidak kontras (seperti abu-abu terang pada background putih).
Background terang atau gelap? Tergantung. Saya pribadi secara umum lebih memilih warna background putih, saya merasa lebih praktis untuk digunakan. Lebih mudah membuat gambar terlihat eyecatching dengan background putih, background putih juga memudahkan pencetakan, bahkan ketika harus menggunakan media atau gawai dengan format yang lain, seperti layar PC atau laptop, disorotkan pada proyektor, ditampilkan pada tablet. Background hitam akan lebih cocok kita gunakan untuk keperluan presentasi pada ruang besar atau di panggung sebuah hall, di mana layar putih besar yang cerah di atas panggung justru akan menjadikan kita (presenter) menjadi kalah pamor (terlihat kecil) ketika berdiri di sampingnya.
LAY OUT DASARAda beberapa hal yang perlu kita perhatikan ketika mendesain tata letak yang baik untuk slide presentasi kita.Penggunaan Grid (garis bantu) : Gunakan grid untuk membantu membuat tata letak. Grid juga akan membantu kita untuk menempatkan elemen-elemen dalam komposisi secara akurat dan harmoni pada setiap halaman slide. Setiap elemen akan dapat kita letakkan secara teratur dan presisi sehingga selaras dengan elemen lainnya. Kotak-kota grid ini tidak terlihat oleh pembaca atau viewer saat dipresentasikan, tetapi akan sangat memudahkan kita dalam mengatur dan memposisikan elemen-elemen dengan mudah. Meskipun layout slide presentasi lebih sederhana jika dibandingkan dengan lay-out majalah atau surat kabar, tetapi dengan grid sederhana ini nanti akan sangat worth-it untuk kita gunakan dalam merancang lay out slide kita. Jangan pernah menempatkan objek secara acak pada halaman slide. Usahakan ketika meletakkan objek selalu diselaraskan dengan acuan grid lay out. Apabila kita membuat pengecualian lay-out pada suatu slide dengan harus mengubah posisi garis-garis grid, maka setelahnya atur kembali ke posisi default untuk keperluan desain slide halaman berikutnya. Untuk hal ini, Keynote dari Apple lebih praktis dan lebih cerdas debandingkan PowerPoint. Saat kita menyeret objek melintasi monitor, garis kuning akan muncul untuk menyarankan lokasi yang lebih pas, baik ke kiri, ke kanan, atau di tengah objek lain, atau didistribusikan secara merata di antara serangkaian elemen-elemen desian yang kita gunakan.Beberapa elemen slide memiliki kisi yang terlihat, misalnya, tabel, daftar fitur trade-off atau pro dan kontra, gambar kepala dalam ikhtisar tim manajemen, halaman logo klien, atau jadwal proyek. Kenali kisi, dan posisikan hal-hal sesuai untuk halaman yang dirancang dengan baik.
Align & Distribute : Kesalahan-kesalahan meletakkan objek pada patron sering kali menjadikan slide kita terasa tidak nyaman untuk dilihat. Akan memberikan kesan presentasi kita terlihat tidak profesional, dan akan merusak kenyamanan perhatian audiens. Mereka akan berpikir "Kenapa sih menyusun kotaknya nggak sesuai garis, jadinya menceng-menceng?" Ibarat memasang lukisan atau foto yang tidak rapi pada sebuah galeri. Sebagian audiens yang sok nyeni berbisik kepada teman sampingnya "Kayaknya gue aja yang bikin slide-nya tuhh?" Untuk menghindari hal-hal yang sepele tapi menganggu pandangan, usahakan menyusun dan meletakkan elemen-elemen secara hati-hati apalagi kalau berhubungan dengan masalah harmoni, seperti garis, lingkaran, segitiga dan lain-lain.
Asimetri itu Dinamis : Pasti dari kita pernah melihat atau pernah membuat desain-desain seperti Undangan Pernikahan, Iklan Sedot WC, Selebaran Anjing Hilang, dan beberapa desain lainnya yang kebanyakan dibuat secara simetris.Komposisi simetris akan terasa membosankan, kuno dan statis. Komposisi ini bukanlah komposisi yang nyaman dinikmati. Cobalah komposisi Golden Ratio yang membagi ruang berdasar Deret Fibonacci. Perbandingan pembagian ruangnya adalah 1 : 1.68, dengan membagi slide kira-kira dua pertiga ke bawah halaman. Komposisi yang lain yang dapat dicoba adalah Dynamic Simetry dan Rule of Thirds. Komposisi-komposisi dimaksud adalah komposisi yang banyak digunakan para pelukis untuk mengaransemen tata letak lukisannya atau juga digunakan juga oleh para fotografer ketika memotret.
Selamat mencoba dan tunggu Seri Mendesain Slide berikutnya.
Layanan Informasi Unit
Layanan Informasi Kediklatan dan Pembelajaran
Layanan Bantuan dan Pengaduan
Informasi Publik