DUA HATI, SATU TUJUAN: MEMBANGUN HARAPAN
Bukan yang paling kuat, tapi yang paling tulus itulah karakter utama seorang relawan. Begitulah yang dirasakan oleh pasangan suami-istri ini, Kak Dimas Adi Saputra dan Kak Risya Ayu. Disela kesibukan rumah tangga dan pekerjaan, mereka tetap semangat menjadi panitia daerah Kemenkeu Mengajar.
Tahun ini, mereka kembali menjadi bagian dari Kemenkeu Mengajar, sebuah kegiatan yang selalu mereka tunggu setiap tahunnya. Bagi Kak Dimas, perannya sebagai Koordinator Daerah (Koorda) di Tangerang Selatan bukanlah hal baru ia sudah pernah menjalaninya di Kemenkeu Mengajar 3. Namun, KM 9 adalah paling istimewa, karena Kak Dimas menjalaninya bersama dengan istrinya, Kak Risya, sebagai Sekretaris Panda Tangsel.
“Jadi koorda tuh gak gampang. Tapi karena bareng istri, jadi ada penyemangat terbaik lah,” ujar Kak Dimas. Kak Risya awalnya memilih menjadi sekretaris panitia daerah, meski akhirnya saling bantu di Bidang Publikasi dan Dokumentasi karena kekurangan panitia daerah. Memang bukan tugas yang mudah dan sangat menantang, tapi justru mempererat kekompakan mereka.
"Menjadi Panda bersama Istri rasanya sangat spesial, karena dulu di KM5 s.d KM7 saya sebagai fasil dan istri sebagai relawan pengajar. Bedanya pas KM 9 sepanitia sama-sama Panda itu asik ga sih? bisa saling bahu membahu, kerjain bareng, acara barengan dan lainnya deh seru pokoknya. Yah meskipun ada sedikit bumbu2 kecekcokan hahaha tapi inilah pembelajarannya. Kalau dibilang beban dobel ga kok tapi malah multiple karena koorda itu bertanggung jawab atas semuanya. koorda itu ga cuman harus hebat tapi juga kuat dan sehat fisik maupun mental. melelahkan iya tapi menyenangkan juga." ujar kak Dimas.
Bagi mereka, lika-liku di lapangan berkomunikasi dengan relawan, pihak sekolah, hingga pihak-pihak eksternal—penuh tantangan. Namun, perbedaan pendapat yang terjadi merupakan ajang belajar dan saling menguatkan. “Kami saling mengingatkan untuk sabar dan ikhlas. Tujuan kami sama: dari kami, untuk negeri,” katanya lagi.
Bagi pasangan ini, Kemenkeu Mengajar bukan hanya sekadar agenda tahunan, melainkan bagian dari hidup. Sejak Kemenkeu Mengajar 1 hingga Kemenkeu Mengajar 10 kini, semangat mereka tak pernah padam. Waktu, tenaga, dan pikiran yang dicurahkan tidak sebanding dengan nilai yang mereka rasakan: kontribusi nyata sebagai pegawai Kementerian Keuangan.
"Kemenkeu Mengajar adalah aku kalau boleh dibilang. Bayangkan dari KM 1 sampai sekarang udah 10 selalu all out. ketika ada pendaftaran langsung gass. Ketika udh terpilih nih, misal jadi koorda. 75% effort pasti akan tercurahkan untuk KM. Ada rapat panda misal, sempetin setelah ngantor atau bahkan weekend. Ada chat di grup KM apapun, jadi nomor satu yg akan di baca. mau koordinasi ke instansi atau sekolah, sempetin ambil cuti di hari kerja. sudah mendarah daging pokoknya kalau bulan-bulan KM tiba (agustus-november)" jelas kak Dimas dengan sumringah.
Dan kalau ditanya, apakah akan ikut lagi, jawabannya jelas bahkan mereka sudah lebih dulu mendaftar sebelum pertanyaan itu sempat selesai dilontarkan.
“Menjadi relawan itu tak ternilai,” ucap mereka. “Justru kamilah yang terinspirasi dari adik-adik pelajar. Jadi, jangan ragu. Sekaranglah waktunya tunjukkan kontribusimu. Kemenkeu Mengajar 10, let’s go!” pungkas kak Dimas.